Selasa, 14 Februari 2012

gompang - bawalah aku.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh

gompang - bawalah aku.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh: gompang - bawalah aku.mp3

GOMPANG BAND

PROFIL BAND GOMPANG,KOTA WELERI

 GOMPANG BAND


Gompang berasal dari Kota Weleri Kab. Kendal, terbentuk sejak 27 maret 2011 ,berawal dari keinginan bermusik dengan mencoba berkreasi dan menciptakan lagu-lagu bertujuan untuk pengembangan imajinasi yang positif dan dapat di terima di semua kalangan masyarakat. Maka terbentuklah group band ini.
Dengan Rahmat Allah SWT, Gompang memunculkan single pertamanya yang berjudul “PULANG” ,secara indie record yang bergenre “Pop Rock Melayu” ini berjalan dengan baik.
Saat ini Gompang akan terus menciptakan lagu-lagu baru dengan genre Pop Rock Melayu dengan karakter musik yang baru dan lain dari yang lainnya. Dengan berkekuatan Pop Rock Melayu yang penuh energi kaum muda dan bersemangat tanpa kenal lelah . Maka dapat mewujudkan tema lagu-lagu yang tercipta untuk mengusung dan mensukseskan Album terbaru Gompang tersebut.
Group band Gompang ini digawangi oleh musisi-musisi yang cukup handal di bidang instrumen masin-masing yang siap bersaing secara sehat untuk mensukseskan Album mereka yang terbaru.



Gompang Band pernah mengisi acara di :
•    Parade musik indie di desa Truko Kab. Kendal
•    Festival musik Bima Vaganza Bank Jateng di Alun-alun Kota Kendal
•    Di Caffe Kampoeng Rasa di kota weleri




BIODATA PERSONIL GOMPANG BAND





•    Vokal
Nama : Slamet Brojo Kustanto ( E’et )
Anak kelahiran Kendal , 24 Agustus 1977
Dengan karakter vokal pop rock kreatif dan
 handal dalam mengawangi vokal Gompang band


   


•    Vokal
Nama : Dwi Handika
Anak kelahiran Kendal , 14 September 1992
Dengan karakter vokal pop yang mampu
menyeimbangi di group band Gompang





•     Gitar 1
Nama : Catur Prasangka Adi ( capunk )
Anak kelahiran Kendal , 22 September 1993
Dengan baermain berkarakter sllow rock melerasi
dari group Gompang ini







•    Gitar 2
Nama : Andik Eko Saputra ( Edo )
Anak kelahiran Kendal , 21 Oktober 1986
Dengan kemampuannya memetik gitar
 mengikuti naluri hati dan sanggup menyeimbangi
lagu-lagu dari Gompang band ini.








•     Bass
Nama : Arif Septiono ( Ayiix )
Anak kelahiran Kendal 04 September 1989
Dengan permainan bass yang berenergi dan
beraliran pop rock sanggup menyeimbangi
dawai-dawai lagu di group Gompang band ini.





•    Drum
Nama : Paryanto ( Pho pHo )
Anak kelahiran Kendal , 17 September 1990
Dengan karakter menggebuk drum yang beraliran
 Pop rock  sanggup menyeimbangi lagu-lagu
dari group Gompang band ini.






GOMPANG BAND

Mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan hikmat dan keanugrahan kepada kita ,juga teman-teman yang turut membantu terlaksanakannya debut Album ini Gompang mengucapkan banyak-banyak terima kasih.

Adapun kiranya terjadi kekurangan-kekurangan dan kekhilafan dari kami, kami mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.


Contak person :
                     : 0856 429 574 32        ( Phopho )
                 

Jumat, 03 Februari 2012

tentang etika


ETIKA BERKUMPUL – 1
( Memberikan Kelapangan )
.
.
.
“ Dari riwayat abu Sa`id al-Khudri, ia berkata : aku menyimak Rasulullah SAW bersabda : Sebaik-baiknya perkumpulan adalah yang paling luas (yang melapangkan) setiap anggota majlis / perkumpulan”.

ETIKA BERKUMPUL – 2
( Amanah dan haq )
.

.
“Dari riwayat Jabir bin `Abdillah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Perkumpulan-perkumpulan itu (masih dalam koridor) amanah kecuali 3 perkumpulan-perkumpulan, yaitu perkumpulan yang didalamnya ditumpahkan darah yang diharamkan (pembunuhan), perkumpulan yang didalamnya dihalalkan kemaluan yang diharamkan (perzinaan), perkumpulan yang didalamnya dihalalkan harta yang bukan menjadi haknya (perampasan, pencurian)
Ia adalah majelis dzikir, mihrabnya ibadah, menaranya pengajaran ilmu dan pengetahuan pokok-pokok syari’at. Bahkan ia merupakan lembaga pertama yang menjadi titik tolak penyebaran ilmu dan pengetahuan di dalam Islam.
Mengenai keutamaan masjid dan keagungan kedudukannya, maka terdapat banyak teks-teks agama (an-nushush) mengenai hal tersebut, diantaranya adalah :


Firman Allah Ta’ala :




“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS.72:18).
Allah Subhanahu wa Ta’ala –sebagai Pemilik segala sesuatu- menyandingkan masjid-masjid kepada-Nya. Penyandaran masjid kepada-Nya merupakan pemuliaan dan mengagungan terhadapnya. Dan masjid bukanlah kepunyaan siapapun, melainkan Allah semata. Sebagaimana halnya dengan ibadah yang telah dibebankan oleh Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya, maka tidaklah diperkenankan untuk dialihkan pelaksanaannya selain kepada-Nya saja.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan kepada siapa saja yang membangun masjid di muka bumi ini yang dilandasi dengan niat karena Allah Ta’ala semata, maka Allah Ta’ala akan membangunkan rumah baginya di surga.
Jika masjid dikehendaki memainkan peranan-peranannya, maka dimungkinkan untuk menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga lain, yang pada akhirnya akan mewarnai kehidupan masyarakatnya, dengan celupan islami yang pernah mewarnai komunitas masyarakat pertama di zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan generasi awal dari kalangan para sahabat dan tabi’in Radhiyallahu ‘Anhum dan zaman-zaman kecemerlangan Islam.
Sudah selayaknya lembaga-lembaga ini saling bekerjasama dengan masjid di bidang penyuluhan dan pembudayaan. Dan lembaga-lembaga ini bekerja secara menyeluruh dan terprogram rapi, sehingga menghasilkan produk muslim yang soleh. Sesungguhnya peran masjid dalam realitasnya, merupakan bagian integratif bersama peran-peran lembaga-lembaga lainnya di dalam masyarakat. Dari masjidlah, lembaga-lembaga ini menjalankan kegiatan-kegiatannya yang mengurai berbagai belitan, serta berpartisipasi dalam merajut kehidupan masyarakat.
Sesungguhnya masjid masih tetap menjalankan peranannya yang agung ini selama berabad-abad, dan berlangsung hingga saat ini dimana umat Islam yang secara internal berada pada tingkatan “buih lemah yang mengapung”. Sementara secara ekstrenal, kekuatan jahat, kezaliman secara terang-terangan memaklumatkan permusuhan dan peperangan atas umat Islam. Peranan masjid menjadi melemah dan terkulai, mata airnya mengering, terjadi di hampir kebanyakan negeri-negeri Islam !!! Demikian itu disebabkan kelengahan, kedustaan dan niat-niat buruk sebagian mereka kepada yang lainnya.
Ditengah-tengah kondisi yang terpuruk ini, dan ditengah-tengah kelompok-kelompok yang bertujuan untuk mencukur masjid dari misi dan tugasnya di dalam masyarakat. Ruh Islam tidak pernah pudar, bahkan ia terus mengalir di setiap pembuluh darah dunia Islam dengan aliran yang alami dan tenang. Lalu mendorongnya kepada Islam, dengan dorongan yang berkesinambungan. Lalu hasil dari ini semua, terbangunnya kesadaran dan terjadinya kebangkitan yang penuh keberkahan. Masjid mulai mempersiapkan dirinya untuk menjalankan perannya sebagai pemandu masyarakat muslim dalam pengarahan, pendidikan dan pembinaan. Sebagai sel-sel hidup yang mengalir dengan gerakan dan pelayanan, untuk melaksanakan perannya dan menjalankan kewajibannya bersama dengan lembaga-lembaga lainnya, seperti di rumah, sekolah, barak-barak militer, dan taman-taman bermain dan lain sebagainya, dengan bahu membahu bersama-sama di medan penyadaran dan penyuluhan.
Masjid memiliki urgensi yang besar dan kedudukan yang agung dalam masyarakat Islam. Al-Qur`an al-Karim telah menegaskan kedudukan masjid dan ganjaran bagi orang yang yang menyibukkan dirinya dalam memakmurkan masjid. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :





“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat.” (QS.24:36-37).
Dan firman-Nya yang lain :



“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (QS. 9:18).
Sesungguhnya satu rakaat yang dilakukan kaum muslimun di salah satu rumah Allah, dari satu keadaan kepada keadaan yang lain, dapat membenamkan ke dalam jiwa-jiwa mereka akan hakikat-hakikat kesetaraan kemanusiaan, memunculkan rasa cinta dan persaudaraan, yang tidak dapat dilakukan oleh berpuluh-puluh buku yang mengajak kepada kesetaraan dan berbicara mengenai falsafah manusia teladan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memulai pembangunan masyarakat islami di Madinah Munawwarah dengan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengikat hati-hati kaum muslimin dalam naungannya, dengan tali persaudaraan karena Allah. Bagi mereka, masjid merupakan sebaik-baik jaminan untuk mencapai hal tersebut, dan merupakan kenikmatan yang paling besar dibanding kesibukan-kesibukan dunia, dan berbagai fitnah hawa nafsu lainnya.
Sesungguhnya kaitan masjid dengan masyarakat sangatlah kuat. Lebih dari sekedar seorang berdiri untuk mengerjakan shalat lima fardhu dalam sehari semalam, kemudian ia mengunci pintunya setelah itu. Sehingga hubungannya menjadi terputus dengan kaum muslimin dengan segala urusannya. Tidak, tidaklah demikian!!! Sesungguhnya sebagai sebuah lembaga, ia memiliki pengaruh sebagaimana yang telah kami sebutkan terhadap jiwa-jiwa manusia, dan efek yang telah kami jelaskan dalam mendidik mereka. Sudah menjadi keharusan untuk menjadikan kerekatan masjid terhadap situasi dan kondisi masyarakat menjadi kerekatan yang interaktif, kokoh dan kontinue.
Masjid merupakan Media Implementasi Amal dalam rangka mengajak kepada
Iman & Amal Soleh, Pendidikan, Pembudayaan, Pembinaan dan Penyuluhan 5
Masjid adalah institusi pertama yang menjadi titik tolak penyebaran ilmu dan pengetahuan dalam Islam, dan dia membawa kekhususan yang asasi dinisbatkan kepada masyarakat muslim. Ia merupakan sumber tolakan pertama untuk dakwah Islam, dan juga sebagai sumber mata air petunjuk Rabbani. Maka pada langitnya, menjulang tinggi dakwah kepada iman dan amal shalih. Melalui mimbarnya, diajarkan iman dan amal shalih. Di hamparan buminya yang suci, ditunaikan amal shalih. Dan ia menjadi pusat dimana prinsip jihad yang agung bergerak mengelilinginya. Juga sebagai poros dimana segala pemikiran dan perasaan menyelubung di seputarnya. Tempat pengemblengan yang memunculkan kebangkitan dan orang-orang komit yang membawa penyulut-penyulut cahaya dan hidayah, mereka menjelajahi penjuru dunia membawa sifat, aroma dan kesucian masjid.
Shalat Berjama’ah di Masjid & Pengaruhnya pada Pendidikan dan Penyuluhan 6
Hal yang pasti bahwa misi masjid di dalam Islam, menjadikan prioritas pertamanya pada pembinaan ruhani. Shalat berjama’ah dan membaca al-Qur`an al-Karim merupakan aktifitas yang mendapatkan pahala yang besar dan ganjaran yang banyak
Di dalam masjid, sesungguhnya kaum muslimin merasakan persaudaran Islam (ukhuwwah al-Islam) dan komunitas penegak shalat. Masyarakat ini dikendalikan oleh cinta, ketulusan dan keharmonisan. Mereka merupakan masyarakat yang berusaha mencari tahu keadaan saudaranya yang tidak hadir, dan bersikap elok terhadap yang hadir, saling membantu sebagian mereka dengan sebagian yang lainnya. Dan pertemuan kaum muslimin ini, terjadi lima kali dalam sehari di masjid. Jiwa-jiwa mereka mendapatkan santapan ruhani dengan al-Qur`an, dan terbina dengan iman. Membawa mereka kepada kesabaran terhadap hal yang menyakitkan, berjabatan tangan secara elegan, menundukkan nafsu, serta meningkatkan keimanan dan kepasrahan mereka.

  1. Yang berhubungan dengan ilmu sosial
Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya sebagian besar tenaga hukum kedokteran yaitu ketentuan hukum yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan atau pemeliharaan kesehatan dalam menjalankan profesinya seperti dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, nutrisionis, fisioterapis, ahli rekam medik dan lain-lain.
Masing-masing disiplin ini umunnya telah mempunyai etik profesi yang harus diamalkan anggotanya. Begitu pula rumah sakit sebagai suatu institusi dalam pelayanan kesehatan juga telah mempunyai etika yang di Indonesia terhimpun dalam Etik Rumah Sakit Indonesia (ERSI).
Dengan demikian dalam menjalankan pelayanan kesehatan masing-masing profesi harus berpedoman pada etika profesinya dan harus pula memahami etika profesi disiplin lainnya apalagi dalam wadah dimana mereka berkumpul (rumah sakit) agar tidak saling berbenturan.

  1. Berhubungan dengan sains dan iptek

Saintis adalah seorang yang mendalami suatu pengetahuan yang sistematis atau kemudian disebut sebagai ilmu. Ilmu bisa dianggap sebagai sains. Apapun ilmu itu. Sehingga kemudian pada kenyataannya kita mengenal natural science, Economic science, Social Science dan banyak lainnya. Dalam hirarki filsafat ilmu kemudian dikenal sebagai turunan dari filsafat. Filsafat sebagai sarana pencrian hakekat ‘sesuatu’ yang kemudian menghasilkan pengetahuan, ketika pengetahuan tersebut telah mencapai sebuah sistematika tertentu maka akan disebut ilmu. Kemudian sains ketika diterapkan akan menjadi sains terapan, dan ketika menemukan bentuk praksisnya berdasarkan rekayasa dan kemanfaatannya akan berubah menjadi teknologi. Teknologi pada awalnya juga hanya merupakan ilmu rekayasa yang membasiskan pada dasar-dasar yang dianut pada natural sains, namun belakangan kemudian dikenal adanya social engineering. Asumsi bahwa natural science selalu kuantitatif dan social science selalu kualitatif ternyata juga tidak berlaku lagi. Sehingga batas antara eksakta dan sosial kemudian bukan berada pada metode atau konsep filsafat ilmunya, namun berada pada jenis obyek yang diamati.
Namun, kesimpulan terakhir di atas menjadi sulit diterapkan ketika kita melihat pada Psikologi contohnya. Seperti yang kita tahu, saat ini ada dua aliran besar di Indonesia pada jurusan Psikologi yang menganggap bahwa psikologi adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam dan ada kelompok lain yang mengangap sebagai bagian dari ilmu pengetahuan sosial.
Sains dan Engineering kemudian menjadi berbeda karakteristik secara mendasar. Sains yang berkembang dalam paradigma ‘terpisahnya pengamat dari obyek’ dan ‘sains untuk sains’ sehingga yang dikejar adalah obyektifitas sejati yang memisahkan manfaat/ kegunaan dari aktifitas penelitian. Sedangkan Engineering berkembang dalam paradigma ‘kegunaan untuk kehidupan manusia’ atau lebih dekat dengan filsafat pragmatisme sehingga manusia dianggap sebagai bagian integral dari pengembangan engineering.
  1. Berhubungan dengan aqidah, akhlak dan syariah
Kita untuk senantiasa meningkatkan taqwa, agar Allah Swt berkenan memberi solusi atas problem yang kita hadapi. Marilah peningkatan taqwa ini kita jadikan sebagai agenda hidup yang utama, agar menjadi manusia ideal menurut Islam, seperti firman-Nya:






Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di hadapan Allah adalah orang yang paling bertaqwaSesung- guhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs. Al-Hujurat, 49:13)
Di zaman kita sekarang ini, sedikit orang yang menjadi kan taqwa sebagai pola hidupnya, yaitu menjalani hidup di bawah naungan syari’at Allah. Kebanyakan umat Islam adalah ‘Muslim Otodidak’ yang mengamalkan Islam menurut pemahaman dan penghayatan pribadinya, sehingga adakalanya benar dan lebih sering keliru  mema hami dan mengamalkan perintah taqwallah.
Sebagai manifestasi pola hidup taqwa, Islam mengajar- kan supaya manusia menjalani kehidupan berdasarkan petunjuk Allah. Dan mengikuti petunjuk Allah berarti menjalani kehidupan ini sebagai hamba Allah, menyembah-Nya sesuai dengan yang diperintahkan-Nya, serta melaksa- nakan syari’at Islam agar tercapai missi rahmatan lil alamin.
Prinsip utama beragama Islam adalah memiliki aqidah yang lurus tanpa dicampuri kesyirikan, ibadah yang benar, akhlak yang terpuji, dan muamalah (hubungan sosial) yang baik. Adapun pilar-pilar aqidah meliputi iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhirat, dan takdir, yang kita kenal dengan rukun iman. Ibadah yang benar adalah ibadah yang didasarkan atas perintah Allah, bukan karena bisikan jin atau berdasarkan wangsit juru kunci merapi. Sedangkan prinsip akhlak dan muamalah yang baik mengikuti tauladan rasulullah Saw.
Beriman kepada rukun iman yang enam, menuntut pengakuan terhadap satu-satunya agama yang benar, adalah Islam. Oleh karena itu, dalam segala urusan, orang berimana tidak pantas mengikuti gaya hidup orang kafir, sekuler, liberal, yang tidak mengimani rukun iman itu. Tidak pantas bagi orang beriman mengikuti jalan hidup yang ditunjukkan oleh kaum sesat dan dimurkai Allah seperti Yahudi, Nasrani serta orang-orang musyrik. Lebih tidak pantas lagi, ketika rakyat Indonesia ditimpa musibah tsunami, gempa dan gunung berapi, anggota DPR RI malah ngelencer ke Belanda, belajar hukum kolonial pada mantan penjajah. Atau belajar etika dan moral, ke negeri Plato Yunani, sekadar menghabiskan anggaran belanja.

PEMAHAMAN TENTANG ASLAMA, MUHSIN DAN HANIFAN DALAM SURAT AN-NISA AYAT 125


PEMAHAMAN TENTANG ASLAMA, MUHSIN DAN HANIFAN DALAM SURAT AN-NISA AYAT 125

Agama Islam berasal dari Allah. Memahami Islam secara benar akan mengantarkan umatnya untuk mengamalkannya secara benar pula. Sekarang ini problematika umat yang mendasar yaitu ketidak fahaman terhadap Al Islam sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu memahami “Dinnul Islam” adala suatu keharusan bagi umat Islam.
Pertama untuk memahami Islam secara benar adalah memahami makna kata ISLAM secara lughowi (bahasa). Al Islam berasal dari akar kata salima, mengandung huruf-huruf :sin, mim dan lam. Dari ketiga huruf tersebut akan menurunkan kata-kata jadian yang kesemuanya memiliki titik temu (al istiqo al kabir). Dari kata salama muncul:

Aslama
            Artinya adalah menundukan atau menghadapkan wajah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa ayat 125:
ô

 Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan dia mengikuti agam ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”.
            Allah ingin memberikan pemahaman bahwa orang yang terbaik dalam ketundukannya kepada Allah yaiyu orang yang menundukan wajahnya dan berarti seluruh jiwa dan raganya merupakan cerminan dari ketundukan kepada Allah. Rahasia kata wajah dalam al qur’an ialah:
  1. dari segi bahasa wajh (muka) adalah anggota tubuh yang paling mulia.
  2. Kata wajh ada hubungannya dengan kata iftijah (arah / orientasi), artinya seorang muslim orientasinya hanya kepada Allah.

Muhsin
Artinya kegemaran pada amal shaleh, Rausanfikr (muslim tercerahkan) harus tercipta dalam diri kita masingmasing. Kita tidak boleh masa bodoh atau tidak peduli (cuek) dengan persoalan di sekitar kita. Kepedulian pada persoalan ummat akan mendorong kita menuju sebuah keshalehan sosial yang sangat ditekankan oleh Islam. Islam tidak saja mengajarkan keshalehan individu (taat pada perintah ibadah mahdhah). Allah berfirman dalam surat an-Nisa’ [4] ayat 125:
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
Hanif
Kata hanif berasal dari kata kerja hanafa, yahnifu dan masdarnya hanifan, artinya adalah “condong”, atau “cenderung” dan kata bendanya “kecenderungan”. Dalam al-Qur’an, kata hanif yang dimaksud adalah “cenderung kepada yang benar”, seperti dijelaskan oleh mufassir modern, Maulana Muhammad Ali dalam The Holy Qur’an, yang merujuk kepada kamus al-Qur’an al-Mufradat fi al-gharib karya al-Raghib al-Isfahani. Secara lengkap pengertian hanif disampaikan oleh Nashir Ahmad sebagai berikut:
Ø  Orang yang meninggalkan atau menjahui kesalahan dan mengarahkan dirinya kepada petunjuk.
Ø  Orang yang secara terus menerus mengikuti kepercayaan yang benar tanpa keinginan untuk berpaling dari padanya
Ø  Orang yang cenderung menata perilakunya secara sempurna menurut Islam dan terus menerus mempertahankannya secara teguh
Ø  Seseorang yang mengikuti agama Ibrahim, dan
Ø  Yang percaya kepada seluruh nabi-nabi.
Baik Muhammad Ali maupun Nashir Ahmad, keterangan tentang hanif tersebut, merujuk kepada al-Qur’an, surat al-Baqarah ayat 135:





Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk”. Katakanlah : “Tidak, melainkan (Kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik”.

Dari ayat itu pula diketahui bahwa lawan dari hanif adalah syirik (politheis), yakni sebuah paham yang mempersekutukan Allah dengan lainnya. Islam tidak mengajarkan politheisme (syirik) tetapi sebaliknya yang ditekankan dalam ajaran Islam adalah monotheisme (tauhid) yaitu menolak segala pengakuan dan keyakinan mausia atas tuhan-tuhan palsu. Jika pada zaman Jâhiliyyah, tuhan-tuhan palsu itu dimanifestasikan dalam wujud berhala-berhala, maka pada zaman modern ini, tuhan-tuhan palsu terwujud dalam banyak aspek dan bidang yang lebih luas dan komplek dari sekadar berhala-berhala sesembahan. Tuhan-tuhan itu lebih berbentuk kedhaliman dan penindasan, atau kesenangan dunia yang ketika meraihnya harus merampas hak-hak orang lain

MA’NA DINNUL ISLAM


MA’NA DINNUL ISLAM
Ust. DR. Ahzami Zajuli

           
            Agama Islam berasal dari Allah. Memahami Islam secara benar akan mengantarkan umatnya untuk mengamalkannya secara benar pula. Sekarang ini problematika umat yang mendasar yaitu ketidak fahaman terhadap Al Islam sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu memahami “Dinnul Islam” adala suatu keharusan bagi umat Islam.
            Pertama untuk memahami Islam secara benar adalah memahami makna kata ISLAM secara lughowi (bahasa). Al Islam berasal dari akar kata salima, mengandung huruf-huruf :sin, mim dan lam. Dari ketiga huruf tersebut akan menurunkan kata-kata jadian yang kesemuanya memiliki titik temu (al istiqo al kabir). Dari kata salama muncul:

1. Aslama
            Artinya adalah menundukan atau menghadapkan wajah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa ayat 125:
“ Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya        kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan dia mengikuti agam ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”.
            Allah ingin memberikan pemahaman bahwa orang yang terbaik dalam ketundukannya kepada Allah yaiyu orang yang menundukan wajahnya dan berarti seluruh jiwa dan raganya merupakan cerminan dari ketundukan kepada Allah. Rahasia kata wajah dalam al qur’an ialah:
  1. dari segi bahasa wajh (muka) adalah anggota tubuh yang paling mulia.
  2. Kata wajh ada hubungannya dengan kata iftijah (arah / orientasi), artinya seorang muslim orientasinya hanya kepada Allah.

2. Sallama
            Artinya menyerahkan diri, jadi orang yang beragama Islam (muslim) adalah orang yang sacara totalitas menyerahkan dirinya hanya kepada Allah saja dan hal tersebut adalah konsekuensi logis akan keimanan dan ke-Islaman seorang muslim. Sesuai firman Allah dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 65 : “ Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya”.

3. Salaama
            Artinya kesejahterahan atau keselamatan, jadi orang yang mengikuti ajaran Islam adalah orang yang selamat baik dunia maupun akhirat. Keselamatan tersebut adalah menurut Allah yaitu keselamatan dalam arti yang sebenarnya, sebagaimana firman Allah pada surat Al An’am ayat 54:   “ Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu,maka katakanlah “Salamun ‘alaikum” , Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan diantara kamu lantaran kejahilan, kemudian bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
            Keselamatan dan kesejahterahan dalam Islam bukan hanya diperuntukan kaum muslimin saja tetapi juga untuk umat manusia yang lainnya bahkan flora dan faunapun merasa aman. Contoh dalam suasana peperangan, pemimpin pasukan muslim ketika melepas pasukannya memberikan wasiat agar tidak membunuh orang-orang tua, wanita-wanita yang tidak ikut berperang dan anak-anak kecil serta tidak boleh merusak tempat-tempat ibadah juga tidak boleh menebang pohon-pohonan.
            Sebaliknya jika manusia tidak mengamalkan Islam baik yang muslim atau bukan maka manusia dan makhluk lainnya terancam keselamatannya.

4. Siliim
            Artinya kedamaian, jadi Islam mengajak umat manusia ke kehidupan yang penuh kedamaian. Allah berfirman dalam surat Al Baqorah ayat 208: “ Hai orang-orang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara menyeluruh dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu ”. Tiada kedamaian yang hakiki kecuali dalam Islam, perdamaian yang tidak berangkat dari ajaran Islam adalah semu. Oleh karena itu orang banyak tertipu dengan slogan-slogan perdamaian yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak islami. Dengan begitu ketika manusia tidak mengikuti ajaran Islam berarti dia tidak menikmati kedamaian baik dunia maupun akhirat.
Allah berfirman dalam hadist kutsi “ telah Ku ciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif”. Hanif ialah kecendrungan kepada kebenaran dan jauh kepada kebatilan. Tetapi mengapa manusia banyak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan jauh dari Allah, ini karena peran syaitan dengan langkah-langkahnya membuat manusia jauh dari Allah. Sesuai dengan firman Allah surat Al baqorah ayat 208 diatas yang bermakna bagi 0rang-orang yang beriman tidak menyeluruh masuk ke dalam Islam berarti dalam perangkap syaitan dan syaitan adalah musuh manusia yang jelas.

5. Sullam
            Artinya adalah tangga. Tangga bermakna bertahap, ini menggambarkan kepada manusia bahwa ajaran Islam memperhatikan apa yang disebut tadarruj (tahapan). Dicontohkan ketika Allah mengharamkan Khomer (minuman keras). Pada saat Islam turun di Mekkah perikehidupan manusianya penuh jahiliyahan (kebodohan) dan kebiasan minum Khomer atau arak sudah menjadi tradisi sedangkan arak tersebut adalah minuman yang merusak akal tetapi Al qur’an tidak langsung mengharamkan sejak awal. Banyak para sahabat nabi ketika itu termasuk Umar bin Khattab r.a suka meminum khomer walaupun sudah berislam. Setelah 13 tahun Rasulullah berdakwah, barulah turun ayat yang mengharamkan khomer dan pada saat itu banyak jalan-jalan di Madinah menjadi sungai khomer.
            Dalam penciptaan bumi Allah melakukannya secara bertahap yaitu dalam 6 masa walaupun sebenarnya Allah hanya sekali saja dapat menciptakan bumi. Hal ini memberikan pelajaran bahwa munculnya sesuatu membutuhkan proses. Begitu pula didalam da’wah Islam yang merupakan kewajiban seorang muslim yang harus disampaikan kepada seluruh manusia yang prosesnya harus tadarruj.
            Dengan begitu orang yang memeluk agama Islam adalah orng yang menaiki tangga menuju ketinggian martabat manusia yang akan mendapatkan kedudukan dihadapan Allah yang sangat tinggi. Ketinggian martabat Islam terletak sejauh mana seorang muslim komitmen terhadap Islam.

Makna Islam secara istilah


1.  Al wahyu illahi ( Wahyu Allah)
Secara istilah Al-Islam  ialah suatu ajaran dimana manusia harus tunduk pada wahyu-wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi-nabinya terutama Rasulullah saw. Al qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw jadi Islam adalah Al qur’an dan Al qur’an adalah petunjuk Allah, sesuai dengan firman-Nya: “ Sungguh Al Qur’an ini memberikan petunjuk yang lurus”. Dengan kata lain Islam itu apa yang di firman Allah dan disabdakan oleh Rasulullah saw.

2.  Islam dinnul anbiya (Islam agama para nabi dan mursalin)
            Islam merupakan agama para nabi mulai dari nabi Adam As sampai nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad saw. Sebagaimana yang dikisahkan dalam Al qur’an, Nabi Nuh As bersabda “ Dan aku diperintahkan menjadi orang-orang Islam “. Juga Nabi Ibrahim As bersabda “Jadikanlah Ya Allah orang-orang yang beragama Islam, aku dan anakku (Ismail As)”.

3.  Islam minhajul hayat ( Islam pedoman kehidupan )
            Al minhaj wal manhaj at thorighul wadih artinya minhad (pedoman / sistem) atau manhad adalah jalan yang jelas. Islam adalah pedoman dalam seluruh aspek kehidupan  politik, sosial dan badaya meliputi dimensi ruang dan waktu. Islam meurpakan ajaran yang universal
Bedanya Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dengan risalah yang dibawa rasul lainnya ialah bahwa Islam yang dibawa nabi yang terdahulu bersifat lokal hanya untuk kaumnya saja tetapi Islam yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw untuk seluruh manusia rahmatan lil’alamin (rahmat semesta alam), karena itu hukum Islam berlaku untuk semua baik muslim maupun non muslim.
            Jika suatu negara menerapkan hukum Islam maka hukum yang berlaku bukan hanya untuk kaum muslim saja atau non muslim saja melainkan untuk seluruhnya sebagaimana yang dicontohkan pada masa Rasulullah dan para sahabatnya,  inilah keadilan Islam. Tidak ada  pedoman hidup atau perundangan-undangan yang menandingi hukum Islam. Sebagai contoh negara Amerka Serikat pada tahun 1919 memberlakukan undang-undang yang melarang minuman keras tetapi karena sebagianbesar penduduknya tidak siap maka undang-undang tersebut dicabut pada tahun 1933.
            Hanya 14 tahun undang-undang pelarangan Mminuman keras berlaku pada saat itu hampir jutaan orang dipenjara karena melanggar undang-undang tersebut  dan jutaan dollar keluar untuk mengurusi malah tersebut, tetapi akhirnya tidak mampu mengatasi karena orang-orang Amerika Serikat tidak tunduk pada peraturan. Sedangkan hukum / undang-undang Islam dipersiapkandahulu manusianya dengan kondisi keimanan sebagaimana saat Allah mengharamkannya khomer, jalan-jalan di Madinah dibanjiri khomer yang dibuang oleh kaum muslimin.

4.  Ahkamullah fi kitabihi wa sunnaturrasulihi ( hukum Allah yang ada dalam Al Qur’an dan As Sunnah)
            Islam itu adalah hukum-hukum Allah yang terkandung dalam Al Qur’an dan Al Hadist. Al hadist (Sunnah Rasul) unrtuk menjenlaskan ayat-ayat Al Qur’an agar manusia lebih memahami. Dan Al Qur’an adlah kitab yang tranfaran yang dapat dibaca oleh setiap manusia, ini bukti bahwa seorang muslim bercermin pada pribadi Rasulullah.

5.   As Sirathul Mustaqim (Jalan yang lurus)
            Islam adalah jalan yang lurus. Seorang muslim ialah orang yang jalannya lurus, sebagaimana yang terdapat dalam surat  Al Fatihah “ Tunjukilah kami jalan yang lurus”.

6.   Salaamutul dunia wal akhirat (selamat dunia dan akhirat)
            Islam adalah keselamatan dunia dan akhirat. Dicontohkan pada zaman kehidupan Rasul bersama para sahabatnya dapat disebut juga zaman kebersihan jiwa. Dikisahkan dengan seorang wanita Al Ghomidiah yang telah ber-zina, dan dilaporkannya perbuatan tercela tersebut kepada Rasulullah saw agar dia dihukum. Tetapi tidak langsung memberlakukan hukum rajam karena teryata wanita itu dalam keadaan hamil, Rasulullah memerintahkannya agar pulang dan kembali lagi setelah melahirkan. Setelah melahirkan wanita itu datang kembali menemui Rasulullah agar segera dihukum, tetapi wanita tersebut diperintahkan pulang agar menyusui bayinya sampai cukup besar. Beberapa lama kemudian setelah 2 tahun menyusui bayinya wanita tersebut datang kepada Rasulullah, barulah Rasulullah memberlakukan hukum rajam kepada waniti Al Ghomidiah tersebut. Kisah tersebut menunjukan bahwa wanita itu lebih takut azab Allah yang lebih dasyat daripada siksa dunia. Keselamatan dunia dan akhirat yang benar adalah menurut  Allah dan Rasul-Nya. Ketika mengajak umat manusia untuk memeluk Islam berarti mengajak kepada keselamatan dunia dan akhirat.
Jihad adalah suatu keselamatan karena kalau tidak berjihadyang terjadi adalah kezholiman. Jika kezholiman berkuasa maka tidak akan menjamin adanya keselamatan dan jihad diwajibkan oleh Allah karena adanya kezholiman.Surat Al Hajj ayat 39 menjelaskan ” Telah diizinkan ( berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu “. Abu Bakar r.a. berwasiat  “Jika suatu kaum meninggalkan jihad maka kaum tersebut akan dihinakan”.

Islam menurut lughawi  ( definisi )

1.     Dinnul haq ( Agama yang benar )
Kebenaran yang hakiki hanya datang dari Allah, bukan dari bapak-bapak atau nenek-nenek moyang manusia. Sesuai firman Allah pada surat Al Maaidah ayat 104, “ Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?”
Islam adalah agama yang haq (benar) maka papun yang bertentangan dengan Islam adalah bathil. Seperti yang dijelaskan dalam Ai Qur’an Surat Yunus ayat 32 “.... maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. ...”

2.     Dinnullah ( Agama Allah )
Islam disebut Dinnullah ajaran Islam berasal dari Allah. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Imran ayat 19: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. ...”

3.     Dinnul Islam
Kehidupan muslim harus tunduk kepada Islam. Ad din artinya ketundukan, ketundukan atau ketaatan seorang muslim terhadap Allah dan Rasul-Nya hukumyan adalah mutlak .

Pemahaman Islam sesuai yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam yang Ya’lu wala yu’la alaihi ( Islam adalh tinggi dan tiada yang menandinginya ). Ketinggian umat Islam berbanding lurus dengan ketinggian Islam. Jika umat Islam berkomitmen terhadap Islam maka menjadi umat yang tinggi dan berwibawa, tetapi jika umat Islam meninggalkan Islam maka umat itu akan dihinakan.


Pertanyaan :
1.     Pada firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 208 yang menjelaskan bahwa umat    Islam harus ber-Islam secara kaffah (menyeluruh), bagaimana dengan umat Islam yang tidak kaffah  (hanya sebagian-sebagian saja)?
2.  Adakah kesamaan makna din  dengan agama yang berarti tidak kacau?

Jawaban:
1.     Dilihat lebih dahulu apa yang menyebabkan seorang muslim itu tidak mengamalkan Islam secara menyeluruh?  Kalau karena menolak sebagian jelas itu tidak diperbolehkan. Tetapi kalau karena keterbatasannya atau kondisi yang membuat demikian ......... Setiap pribadi muslim berkewajiban berupaya untuk semaksimal mungkin mengamalkan Islam secara menyelurh sesuai dengan potensinya.
2.     Ad din artinya ketundukan tetapi ditengah masyarakat ad din adalah agama tetapi bukan berarti ad din dapat diartikan tidak kacau ini diakibatkan karena keterbatasan bahasa Indonesia. Untuk para Ulama yang menggunakan ad din disamakan dengan agama hal itu hanya untuk mendekatkan pemahaman terhadap masyarakat.

Pertanyaan :
Islam berbanding lurus dengan umat Islam. Bagaimana komitmen umat Islam yang cendrung berkurang bahkan hampir tidak ada?

Jawaban :
Mengetahui relialita seorang muslim dalam mengamalkan ajaran Islam adalah suatu yang baik untuk mengetahui ke-Islaman muslim tersebut. Jangan diasumsikan jika umat Islam terbelakang maka Islam yang disalahkan. Islam bebas dari kesalahan-kesalahan tersebut.
Komitmen seorang muslim terhadap Allah akan mendapat balasan dari Allah, sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an surat Muhammad ayat 7: “Hai orang-orang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu“. Janji Allah harus dibuktikan dengan amal perbuatan.
Fenomena keterbelakangan umat Islam ini membuktikan bahwa umat Islam masih belum memperjuangkan dinnullah secara benar atau masih banyak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan, sebagaimana Khalifah Umar r.a. pernah berkata “Kemaksiatan kami lebih kami khawatirkan dari musuh-musuh kami”. Islam adalah satu-satunya arternatif dan barang siapa yang mencari alternatif selain Islam maka ia akan menjumpai kegagalan dalam segala kehidupan.

Pertanyaan :
1.      Apakah ketinggian Islam itu hanya pada masa tertentu saja? Contohnya ketika Islam berkembang di Andalusia Spanyol.
2.     Apakah ciri-ciri dari umat Islam menunjukan ketinggiannya?

Jawaban :
1.     Selama umat Islam komitmen terhadap Islam pasti akan mendapati ketinggian Islam dan Islam tetap tinggi kapan dan dimanapun karena dijaga oleh Allah. Izzatuna (kemuliaan kami) hanya pada Islam, ketinggian Islam tidak dibatasi oleh waktu. Bangsa manapun yang bersama Islam maka bangsa itu akan tinggi.
2.     Umat Islam akan menuikmati ketinggian Islam, jika umat Islam melkukan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah beserta para sahabatnya. Segala problematika yang kini terjadi solusinya adalah harus kembali kepada Islam.


Written by Agus



           
Rausanfikr (muslim tercerahkan) harus tercipta dalam diri kita masingmasing. Kita tidak boleh masa bodoh atau tidak peduli (cuek) dengan persoalan di sekitar kita. Kepedulian pada persoalan ummat akan mendorong kita menuju sebuah keshalehan sosial yang sangat ditekankan oleh Islam. Islam tidak saja mengajarkan keshalehan individu (taat pada perintah ibadah mahdhah), tetapi juga keshalehan sosial atau bahasa agamanya adalah ihsan (orangnya: muhsin/muhsinun), yaitu kegemaran pada amal shaleh. Allah berfirman dalam surat an-Nisa’ [4] ayat 125:
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
Kata hanif berasal dari kata kerja hanafa, yahnifu dan masdarnya hanifan, artinya adalah “condong”, atau “cenderung” dan kata bendanya “kecenderungan”. Dalam al-Qur’an, kata hanif yang dimaksud adalah “cenderung kepada yang benar”, seperti dijelaskan oleh mufassir modern, Maulana Muhammad Ali dalam The Holy Qur’an, yang merujuk kepada kamus al-Qur’an al-Mufradat fi al-gharib karya al-Raghib al-Isfahani. Secara lengkap pengertian hanif disampaikan oleh Nashir Ahmad sebagai berikut:
<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>Orang yang meninggalkan atau menjahui kesalahan dan mengarahkan dirinya kepada petunjuk.
<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>Orang yang secara terus menerus mengikuti kepercayaan yang benar tanpa keinginan untuk berpaling dari padanya
<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>Orang yang cenderung menata perilakunya secara sempurna menurut Islam dan terus menerus mempertahankannya secara teguh
<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>Seseorang yang mengikuti agama Ibrahim, dan
<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>Yang percaya kepada seluruh nabi-nabi.

Baik Muhammad Ali maupun Nashir Ahmad, keterangan tentang hanif tersebut, merujuk kepada al-Qur’an, surat al-Baqarah ayat 135:
Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk”. Katakanlah : “Tidak, melainkan (Kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik”.
Dari ayat itu pula diketahui bahwa lawan dari hanif adalah syirik (politheis), yakni sebuah paham yang mempersekutukan Allah dengan lainnya. Islam tidak mengajarkan politheisme (syirik) tetapi sebaliknya yang ditekankan dalam ajaran Islam adalah monotheisme (tauhid) yaitu menolak segala pengakuan dan keyakinan mausia atas tuhan-tuhan palsu. Jika pada zaman Jâhiliyyah, tuhan-tuhan palsu itu dimanifestasikan dalam wujud berhala-berhala, maka pada zaman modern ini, tuhan-tuhan palsu terwujud dalam banyak aspek dan bidang yang lebih luas dan komplek dari sekadar berhala-berhala sesembahan. Tuhan-tuhan itu lebih berbentuk kedhaliman dan penindasan, atau kesenangan dunia yang ketika meraihnya harus merampas hak-hak orang lain.