Jumat, 03 Februari 2012

POLUSI ASAP KENDARAAN BERMOTOR


Selasa, 24 Mei 2011
POLUSI ASAP KENDARAAN BERMOTOR
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan makalah Polusi Asap Kendaraan Bermotor ini dibuat Penulis dalam rangka memenuhi tugas BIOLOGI.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Namun, Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Langsa, Mei 2011
Penulis


INDAH MAHFUZA

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1

BAB II PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Pencemaran Udara 2
B. Bahaya Asap Kendaraan Bermotor 4
C. Klasifikasi Pencemar Udara 7
D. Jenis-jenis Bahan Pencemar 7
E. Penyebab Utama Pencemaran Udara 8
F. Dampak Pencemaran Udara 8
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini banyak bermunculan kendaraan bermotor di jalan raya, dan juga semakin bertambahnya angkutan umum di jalan raya yang membawa pengaruh besar terhadap lingkungan. Terutama asap kendaraan tersebut dapat mengakibatkan pencemaran udara di lingkungan sekitar kita.
Disamping itu, asap kendaraan bermotor juga membawa dampak yang membahayakan bagi kita, terutama pada proses pernapasan manusia. Karena asap tersebut mengandung CO yaitu hasil pembakaran yang tidak sempurna, sehingga dapat mengganggu proses pernapasan bagi manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya polusi udara di lingkungan?
2. Mengapa asap kendaraan bermotor dapat menyebabkab terjadinya polusi udara di lingkungan?
3. Dampak apa saja yang ditimbulkan oleh asap kendaraan bermotor terhadap lingkungan?
4. Bagaimana upaya manusia untuk mengurangi dampak asap kendaraan bermotor terhadap lingkungan?

C. Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh asap kendaraan bermotor terhadap lingkungan.
Ø
 Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan dampak yang ditimbulkan oleh asap kendaraan bermotor.
Ø


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai hadirnya satu atau beberapa kontaminan di dalam udara atmosfir, seperti antara lain oleh debu, busa, gas, kabut, bau-bauan, asap atau uap dalam kuantitas yang banyak, dengan berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara tersebut, hingga dapat menimbulkan gangguan-gangguan tehadap kehidupan manusia , tumbuhan, atau hewan maupun benda, atau tanpa alasan jelas sudah dapat memepengaruhi kelestarian kehidupan organisme.
Manusia bukan hanya menderita sakit karena pencemaran udara, tetapi juga akibat mengasup makanan yang tercemar logam berat. Sumbernya sayur-sayuran dan buah-buahan yang ditanam di lingkungan yang tercemar atau daging dari ternak yang makan rumput yang sudah mengandung logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Beberapa faktor penyebab pencemaran udara telah banyak diteliti oleh para ahli dalam upaya mereduksi dampak yang dapat ditimbulkannya. Penelitian yang dilakukan terhadap pengaruh timbal yang masuk ke tubuh manusia atau hewan ternyata membuktikan bahwa bahan tersebut tidak bisa diurai oleh tubuh, maka timbal dapat merusak jaringan tubuh siapa pun yang diendapinya. Proses masuknya Pb ke dalam tubuh dapat melalui beberapa jalur, yaitu melalui makanan dan minuman, udara dan perembasan atau penetrasi pada selaput atau lapisan kulit.
Timbal secara umum dikenal dengan sebutan timah hitam, biasa digunakan sebagai campuran bahan bakar bensin. Fungsinya, selain meningkatkan daya pelumasan, juga meningkatkan efisiensi pembakaran. Sehingga kinerja kendaraan bermotor meningkat. Bahan kimia ini bersama bensin dibakar dalam mesin. Sisanya ± 70% keluar bersama emisi gas buang hasil pembakaran. Dan timbal yang terbuang lewat knalpot itu adalah satu diantara zat pencemar udara. Timbal banyak digunakan oleh industri otomotif, karena setiap tambahan 0,1 gram timbal/liter mampu meningkatkan oktan sebesar 1,5 hingga 2 satuan.
Timbal dan persenyawaannya dapat berda di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari aktifitas manusia. Secara alamiah, Pb dapat masuk kedalam badan perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan. Disamping itu, proses korofikasi dari batuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin, juga merupakan salah satu sumber Pb yang akan masuk kedalam perairan.
Untuk menentukan kadar atau jumlah logam Pb yang masuk kedalam badan perairan tersebut dapat digunakan metoda AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) yaitu salah satu cara analisa unsur-unsur kimia berdasarkan pengukuran absorbsi oleh suatu larutan yang mengandung unsur yang akan ditetapkan terhadap cahaya yang dihasilkan pada panjang gelombang tertentu.
Prinsip kerja peralatan AAS : larutan sampel dikabutkan dan terbawa oleh gas bahan bakar dan oksidan menuju nyala. Di dalam nyala sampel terionkan dalam bentuk atom dasar, dikenai sinar monokromatis dari HCL (Hallow Catoda Lamp), maka terjadi penyerapan sinar oleh atom sampel, kemudian terdapat sinar yang diteruskan , sinar yang diteruskan ini akan terdeteksi oleh detektor, sedangkan sinar emisi atau dari nyala akan dihambat oleh monokromator. Detektor akan mengubah signal yang tertangkap menjadi arus listrik bolak balik (AC) dan dilanjutkan ke alat baca. Pada alat baca tertera nilai % Transmittan dan Absorban. Hasil dari pengukuran sampel ini dialurkan pada Kurva kalibrasi larutan standar sehingga akan didapatkan konsentrasi dari logam Pb (timbal).

B. Bahaya Asap Kendaraan Bermotor
Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan.
Hasil penelitian di beberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90% (Bapedal, 1992).
Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor banyak yang dapat menimbulkan kerugian, diantaranya adalah karbon dioksida, karbon monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang. Berikut ini kerugian yang ditimbulkan gas-gas tersebut:
1. Karbon dioksida. Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi.
2. Karbon monoksida. Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan, karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karboksihemoglobin).
3. Oksida Belerang. Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasan, akan berekasi dengan air dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.
4. Oksida nitrogen. NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asap-kabut atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, membuat tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi.
Penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh polusi udara adalah:
1. Bronchitis kronika. Pengaruh pada wanita maupun pria kurang lebih sama. Hal ini membuktikan prevalensinya tak dipengaruhi oleh macam pekerjaan sehari-hari. Dengan membersihkan udara dapat terjadi penurunan 40% dari angka mortalitas.
2. Emphysema pulmonum.
3. Bronchopneumonia.
4. Asthma bronchiale.
5. Cor pulmonale kronikum.
6. Kanker paru. Stocks & Campbell menemukan mortalitas pada non-smokers di daerah kota 10 kali lebih besar daripada daerah rural.
7. Penyakit jantung, juga ditemukan dua kali lebih besar morbiditasnya di daerah dengan polusi udara tinggi. Karbon-monoksida ternyata dapat menyebabkan bahaya pada jantung, apalagi bila telah ada tanda-tanda penyakit jantung ischemik sebelumnya. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah 210 kali lebih besar daripada O2 sehingga bila kadar CO Hb sama atau lebih besar dari 50%, akan dapat terjadi nekrosis otot jantung. Kadar lebih rendah dari itu pun telah dapat mengganggu faal jantung.
8. Kanker lambung, ditemukan dua kali lebih banyak pada daerah dengan polusi tinggi.
9. Penyakit-penyakit lain, umpamanya iritasi mata, kulit dan sebagainya banyak juga dihubungkan dengan polusi udara. Juga gangguan pertumbuhan anak dan kelainan hematologik pernah diumumkan. Di Rusia pernah ditemukan hambatan pembentukan antibodi terhadap influenza vaccin di daerah kota dengan tingkat polusi tinggi, sedangkan di daerah lain pembentukannya normal.
Pengendalian
Mengingat kendaraan bermotor mempunyai andil terbesar dalam polusi udara, maka pengendalian polusi udara juga berarti pengendalian emisi kendaraan bermotor. Pengendalian tingkat ini adalah pengendalian terhadap simpul A dalam “teori simpul”.
Apabila memungkinkan, selain peraturan perundangan yang berlaku umum, dapat pula dibuat peraturan yang khusus untuk mengelola sumber-sumber pengotor udara. Peraturan seperti ini dikenal sebagai standar emisi, khususnya emisi kendaraan bermotor.
Di samping itu ada pula standar yang diberlakukan bagi kualitas bahan bakar, karena sebagian besar polusi udara disebabkan oleh pembakaran. Kualitas hasil atau sisa pembakaran tergantung antara lain dari kualitas bahan bakar yang digunakan. Di DKI Jakarta telah diujicoba penggunaan bahan bakar yang berasal dari gas alam yang sangat ramah lingkungan.
Namun, kualitas pembakaran oleh kendaraan bermotor tidak kalah pentingnya. Karena itu, perawatan kendaraan dan jika perlu pembatasan usia kendaraan mutlak dilakukan. Hal ini memungkinkan dilakukan jika secara berkala dilakukan uji emisi kendaraan. Kendaraan bermotor yang beroperasi di kota harus telah lulus uji emisi.
Peran serta masyarakat dalam mengurangi polusi pada udara ambient, dalam hal ini intervensi terhadap simpul B, sangat diperlukan. Gerakan penghijauan seyogianya terus ditingkatkan, terutama dimulai dari tempat tinggal masing-masing. Sangat dianjurkan menggunakan pohon yang berdaun lebar atau yang berpotensi mengurangi polusi udara. Misalnya setiap keluarga, terutama di kota, menanam sebuah bibit pohon angsana. Niscaya lima tahun ke depan, telah tercipta lingkungan yang asri dan terhindar dari polusi udara. Demikian pula taman-taman kota perlu digalakkan untuk mengimbangi polusi udara kota dan agar “langit biru” tidak sekedar menjadi isapan jempol.

C. Klasifikasi Pencemar Udara
1. Pencemar primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.
2. Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik.

D. Jenis-jenis Bahan Pencemar
1. Karbon monoksida (CO)
2. Nitrogen dioksida (N02)
3. Sulfur Dioksida (S02)
4. CFC
5. Karbon dioksida (CO2)
6. Ozon (03 )
7. Benda Partikulat (PM)
8. Timah (Pb)
9. HydroCarbon (HC)

E. Penyebab Utama Pencemaran Udara
Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor.
Contoh : di Jakarta antara tahun 1993-1997 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa :
 Sepeda motor 207 %
Ø
 Mobil penumpang 177 %
Ø
 Mobil barang 176 %
Ø
 Bus 138 %
Ø
F. Dampak Pencemaran Udara
 Penipisan Ozon
Ø
 Pemanasan Global ( Global Warming )
Ø
 Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
Ø
 Terganggunya fungsi reproduksi
Ø
 Stres dan penurunan tingkat produktivitas
Ø
 Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
Ø
 Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
Ø












BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dari berbagai uraian di atas dapat kami simpulkan bahwa :
Asap kendaraan bermotor sangat banyak berpengaruh negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia yaitu terganggunya saluran pernapasam. Namun dampak asap bermotor dapat dikurangi sedikit demi sedikit melalui berbagai macam alternatif seperti melakukan penghijauan (reboisasi) dan menciptakan biosolar. Dengan alternatif tersebut mungkin kita dapat mengurangi dampak dari asap kendaraan bermotor.
Solusi :
 Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan pencemaran udara.
Ø
 Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel Cell dan Solar Cell.Ø
 Menghemat Energi yang digunakan.Ø
Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.Ø
B.     SARAN
1.      Bagi pembaca sebaiknya kita mengurangi pemakaian kendaraan bermotor secara berlebih-lebihan serta lebih banyak melakukan penghijauan terhadap lingkungan.
2.      Bagi kami sendiri selaku peneliti yaitu kami berusaha menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat.









DAFTAR PUSTAKA


Sudrajad, Agung., 2006Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan diakses pada tanggal 2 Desember 2008
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengertian Pencemaran Udara, Jakarta, 21 – 09 – 2006.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Zat – zat Pencemar Udara, Jakarta, 21 – 09 – 2006.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengendalian Pencemaran Udara, Jakarta, 21 – 09 – 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar