Selasa, 14 Februari 2012
gompang - bawalah aku.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh
gompang - bawalah aku.mp3 - 4shared.com - penyimpanan dan berbagi-pakai file online - unduh: gompang - bawalah aku.mp3
GOMPANG BAND
PROFIL BAND GOMPANG,KOTA WELERI
Gompang berasal dari Kota Weleri Kab. Kendal, terbentuk sejak 27 maret 2011 ,berawal dari keinginan bermusik dengan mencoba berkreasi dan menciptakan lagu-lagu bertujuan untuk pengembangan imajinasi yang positif dan dapat di terima di semua kalangan masyarakat. Maka terbentuklah group band ini.
Dengan Rahmat Allah SWT, Gompang memunculkan single pertamanya yang berjudul “PULANG” ,secara indie record yang bergenre “Pop Rock Melayu” ini berjalan dengan baik.
Saat ini Gompang akan terus menciptakan lagu-lagu baru dengan genre Pop Rock Melayu dengan karakter musik yang baru dan lain dari yang lainnya. Dengan berkekuatan Pop Rock Melayu yang penuh energi kaum muda dan bersemangat tanpa kenal lelah . Maka dapat mewujudkan tema lagu-lagu yang tercipta untuk mengusung dan mensukseskan Album terbaru Gompang tersebut.
Group band Gompang ini digawangi oleh musisi-musisi yang cukup handal di bidang instrumen masin-masing yang siap bersaing secara sehat untuk mensukseskan Album mereka yang terbaru.
Gompang Band pernah mengisi acara di :
• Parade musik indie di desa Truko Kab. Kendal
• Festival musik Bima Vaganza Bank Jateng di Alun-alun Kota Kendal
• Di Caffe Kampoeng Rasa di kota weleri
BIODATA PERSONIL GOMPANG BAND
• Vokal
Nama : Slamet Brojo Kustanto ( E’et )
Anak kelahiran Kendal , 24 Agustus 1977
Dengan karakter vokal pop rock kreatif dan
handal dalam mengawangi vokal Gompang band
• Vokal
Nama : Dwi Handika
Anak kelahiran Kendal , 14 September 1992
Dengan karakter vokal pop yang mampu
menyeimbangi di group band Gompang
• Gitar 1
Nama : Catur Prasangka Adi ( capunk )
Anak kelahiran Kendal , 22 September 1993
Dengan baermain berkarakter sllow rock melerasi
dari group Gompang ini
• Gitar 2
Nama : Andik Eko Saputra ( Edo )
Anak kelahiran Kendal , 21 Oktober 1986
Dengan kemampuannya memetik gitar
mengikuti naluri hati dan sanggup menyeimbangi
lagu-lagu dari Gompang band ini.
• Bass
Nama : Arif Septiono ( Ayiix )
Anak kelahiran Kendal 04 September 1989
Dengan permainan bass yang berenergi dan
beraliran pop rock sanggup menyeimbangi
dawai-dawai lagu di group Gompang band ini.
• Drum
Nama : Paryanto ( Pho pHo )
Anak kelahiran Kendal , 17 September 1990
Dengan karakter menggebuk drum yang beraliran
Pop rock sanggup menyeimbangi lagu-lagu
dari group Gompang band ini.
GOMPANG BAND
Mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang memberikan hikmat dan keanugrahan kepada kita ,juga teman-teman yang turut membantu terlaksanakannya debut Album ini Gompang mengucapkan banyak-banyak terima kasih.
Adapun kiranya terjadi kekurangan-kekurangan dan kekhilafan dari kami, kami mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.
Contak person :
: 0856 429 574 32 ( Phopho )
Jumat, 03 Februari 2012
tentang etika
ETIKA BERKUMPUL – 1
( Memberikan Kelapangan )
.
.
.
“ Dari riwayat abu Sa`id al-Khudri,
ia berkata : aku menyimak Rasulullah SAW bersabda : Sebaik-baiknya perkumpulan
adalah yang paling luas (yang melapangkan) setiap anggota majlis /
perkumpulan”.
ETIKA BERKUMPUL – 2
( Amanah dan haq )
.
.
“Dari riwayat Jabir bin `Abdillah, ia
berkata : Rasulullah SAW bersabda : Perkumpulan-perkumpulan itu (masih dalam
koridor) amanah kecuali 3 perkumpulan-perkumpulan, yaitu perkumpulan yang
didalamnya ditumpahkan darah yang diharamkan (pembunuhan), perkumpulan yang
didalamnya dihalalkan kemaluan yang diharamkan (perzinaan), perkumpulan yang
didalamnya dihalalkan harta yang bukan menjadi haknya (perampasan, pencurian)
Ia adalah majelis dzikir, mihrabnya ibadah, menaranya
pengajaran ilmu dan pengetahuan pokok-pokok syari’at. Bahkan ia merupakan
lembaga pertama yang menjadi titik tolak penyebaran ilmu dan pengetahuan di
dalam Islam.
Mengenai keutamaan masjid dan keagungan kedudukannya, maka terdapat banyak teks-teks agama (an-nushush) mengenai hal tersebut, diantaranya adalah :
Mengenai keutamaan masjid dan keagungan kedudukannya, maka terdapat banyak teks-teks agama (an-nushush) mengenai hal tersebut, diantaranya adalah :
Firman Allah Ta’ala :
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan
Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping
(menyembah) Allah.” (QS.72:18).
Allah Subhanahu wa Ta’ala –sebagai Pemilik segala
sesuatu- menyandingkan masjid-masjid kepada-Nya. Penyandaran masjid kepada-Nya
merupakan pemuliaan dan mengagungan terhadapnya. Dan masjid bukanlah kepunyaan
siapapun, melainkan Allah semata. Sebagaimana halnya dengan ibadah yang telah
dibebankan oleh Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya, maka tidaklah
diperkenankan untuk dialihkan pelaksanaannya selain kepada-Nya saja.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan kepada siapa saja
yang membangun masjid di muka bumi ini yang dilandasi dengan niat karena Allah
Ta’ala semata, maka Allah Ta’ala akan membangunkan rumah baginya di surga.
Jika masjid dikehendaki memainkan peranan-peranannya,
maka dimungkinkan untuk menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga lain, yang
pada akhirnya akan mewarnai kehidupan masyarakatnya, dengan celupan islami yang
pernah mewarnai komunitas masyarakat pertama di zaman Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, dan generasi awal dari kalangan para sahabat dan tabi’in
Radhiyallahu ‘Anhum dan zaman-zaman kecemerlangan Islam.
Sudah selayaknya lembaga-lembaga ini saling bekerjasama
dengan masjid di bidang penyuluhan dan pembudayaan. Dan lembaga-lembaga ini
bekerja secara menyeluruh dan terprogram rapi, sehingga menghasilkan produk
muslim yang soleh. Sesungguhnya peran masjid dalam realitasnya, merupakan
bagian integratif bersama peran-peran lembaga-lembaga lainnya di dalam
masyarakat. Dari masjidlah, lembaga-lembaga ini menjalankan
kegiatan-kegiatannya yang mengurai berbagai belitan, serta berpartisipasi dalam
merajut kehidupan masyarakat.
Sesungguhnya masjid masih tetap menjalankan peranannya
yang agung ini selama berabad-abad, dan berlangsung hingga saat ini dimana umat
Islam yang secara internal berada pada tingkatan “buih lemah yang mengapung”.
Sementara secara ekstrenal, kekuatan jahat, kezaliman secara terang-terangan
memaklumatkan permusuhan dan peperangan atas umat Islam. Peranan masjid menjadi
melemah dan terkulai, mata airnya mengering, terjadi di hampir kebanyakan
negeri-negeri Islam !!! Demikian itu disebabkan kelengahan, kedustaan dan
niat-niat buruk sebagian mereka kepada yang lainnya.
Ditengah-tengah kondisi yang terpuruk ini, dan
ditengah-tengah kelompok-kelompok yang bertujuan untuk mencukur masjid dari
misi dan tugasnya di dalam masyarakat. Ruh Islam tidak pernah pudar, bahkan ia
terus mengalir di setiap pembuluh darah dunia Islam dengan aliran yang alami
dan tenang. Lalu mendorongnya kepada Islam, dengan dorongan yang
berkesinambungan. Lalu hasil dari ini semua, terbangunnya kesadaran dan terjadinya
kebangkitan yang penuh keberkahan. Masjid mulai mempersiapkan dirinya untuk
menjalankan perannya sebagai pemandu masyarakat muslim dalam pengarahan,
pendidikan dan pembinaan. Sebagai sel-sel hidup yang mengalir dengan gerakan
dan pelayanan, untuk melaksanakan perannya dan menjalankan kewajibannya bersama
dengan lembaga-lembaga lainnya, seperti di rumah, sekolah, barak-barak militer,
dan taman-taman bermain dan lain sebagainya, dengan bahu membahu bersama-sama
di medan
penyadaran dan penyuluhan.
Masjid memiliki urgensi yang besar dan kedudukan yang
agung dalam masyarakat Islam. Al-Qur`an al-Karim telah menegaskan kedudukan
masjid dan ganjaran bagi orang yang yang menyibukkan dirinya dalam memakmurkan
masjid. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah
diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu
pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan
tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan
sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat.” (QS.24:36-37).
Dan firman-Nya yang lain :
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (QS. 9:18).
Sesungguhnya satu rakaat yang dilakukan kaum muslimun di
salah satu rumah Allah, dari satu keadaan kepada keadaan yang lain, dapat
membenamkan ke dalam jiwa-jiwa mereka akan hakikat-hakikat kesetaraan
kemanusiaan, memunculkan rasa cinta dan persaudaraan, yang tidak dapat
dilakukan oleh berpuluh-puluh buku yang mengajak kepada kesetaraan dan
berbicara mengenai falsafah manusia teladan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memulai
pembangunan masyarakat islami di Madinah Munawwarah dengan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengikat
hati-hati kaum muslimin dalam naungannya, dengan tali persaudaraan karena
Allah. Bagi mereka, masjid merupakan sebaik-baik jaminan untuk mencapai hal
tersebut, dan merupakan kenikmatan yang paling besar dibanding
kesibukan-kesibukan dunia, dan berbagai fitnah hawa nafsu lainnya.
Sesungguhnya kaitan masjid dengan masyarakat sangatlah
kuat. Lebih dari sekedar seorang berdiri untuk mengerjakan shalat lima fardhu dalam sehari
semalam, kemudian ia mengunci pintunya setelah itu. Sehingga hubungannya menjadi
terputus dengan kaum muslimin dengan segala urusannya. Tidak, tidaklah
demikian!!! Sesungguhnya sebagai sebuah lembaga, ia memiliki pengaruh
sebagaimana yang telah kami sebutkan terhadap jiwa-jiwa manusia, dan efek yang
telah kami jelaskan dalam mendidik mereka. Sudah menjadi keharusan untuk
menjadikan kerekatan masjid terhadap situasi dan kondisi masyarakat menjadi
kerekatan yang interaktif, kokoh dan kontinue.
Masjid merupakan Media Implementasi Amal dalam rangka
mengajak kepada
Iman & Amal Soleh, Pendidikan, Pembudayaan, Pembinaan dan Penyuluhan 5
Masjid adalah institusi pertama yang menjadi titik tolak penyebaran ilmu dan pengetahuan dalam Islam, dan dia membawa kekhususan yang asasi dinisbatkan kepada masyarakat muslim. Ia merupakan sumber tolakan pertama untuk dakwah Islam, dan juga sebagai sumber mata air petunjuk Rabbani. Maka pada langitnya, menjulang tinggi dakwah kepada iman dan amal shalih. Melalui mimbarnya, diajarkan iman dan amal shalih. Di hamparan buminya yang suci, ditunaikan amal shalih. Dan ia menjadi pusat dimana prinsip jihad yang agung bergerak mengelilinginya. Juga sebagai poros dimana segala pemikiran dan perasaan menyelubung di seputarnya. Tempat pengemblengan yang memunculkan kebangkitan dan orang-orang komit yang membawa penyulut-penyulut cahaya dan hidayah, mereka menjelajahi penjuru dunia membawa sifat, aroma dan kesucian masjid.
Iman & Amal Soleh, Pendidikan, Pembudayaan, Pembinaan dan Penyuluhan 5
Masjid adalah institusi pertama yang menjadi titik tolak penyebaran ilmu dan pengetahuan dalam Islam, dan dia membawa kekhususan yang asasi dinisbatkan kepada masyarakat muslim. Ia merupakan sumber tolakan pertama untuk dakwah Islam, dan juga sebagai sumber mata air petunjuk Rabbani. Maka pada langitnya, menjulang tinggi dakwah kepada iman dan amal shalih. Melalui mimbarnya, diajarkan iman dan amal shalih. Di hamparan buminya yang suci, ditunaikan amal shalih. Dan ia menjadi pusat dimana prinsip jihad yang agung bergerak mengelilinginya. Juga sebagai poros dimana segala pemikiran dan perasaan menyelubung di seputarnya. Tempat pengemblengan yang memunculkan kebangkitan dan orang-orang komit yang membawa penyulut-penyulut cahaya dan hidayah, mereka menjelajahi penjuru dunia membawa sifat, aroma dan kesucian masjid.
Shalat Berjama’ah di Masjid & Pengaruhnya pada
Pendidikan dan Penyuluhan 6
Hal yang pasti bahwa misi masjid di dalam Islam, menjadikan prioritas pertamanya pada pembinaan ruhani. Shalat berjama’ah dan membaca al-Qur`an al-Karim merupakan aktifitas yang mendapatkan pahala yang besar dan ganjaran yang banyak
Hal yang pasti bahwa misi masjid di dalam Islam, menjadikan prioritas pertamanya pada pembinaan ruhani. Shalat berjama’ah dan membaca al-Qur`an al-Karim merupakan aktifitas yang mendapatkan pahala yang besar dan ganjaran yang banyak
Di dalam masjid, sesungguhnya kaum muslimin merasakan
persaudaran Islam (ukhuwwah al-Islam) dan komunitas penegak shalat. Masyarakat
ini dikendalikan oleh cinta, ketulusan dan keharmonisan. Mereka merupakan
masyarakat yang berusaha mencari tahu keadaan saudaranya yang tidak hadir, dan
bersikap elok terhadap yang hadir, saling membantu sebagian mereka dengan
sebagian yang lainnya. Dan pertemuan kaum muslimin ini, terjadi lima kali dalam sehari di
masjid. Jiwa-jiwa mereka mendapatkan santapan ruhani dengan al-Qur`an, dan
terbina dengan iman. Membawa mereka kepada kesabaran terhadap hal yang
menyakitkan, berjabatan tangan secara elegan, menundukkan nafsu, serta
meningkatkan keimanan dan kepasrahan mereka.
- Yang berhubungan dengan ilmu sosial
Rumah sakit adalah tempat berkumpulnya sebagian besar
tenaga hukum kedokteran yaitu ketentuan hukum yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan atau pemeliharaan kesehatan dalam menjalankan profesinya seperti
dokter, dokter gigi, apoteker, perawat, bidan, nutrisionis, fisioterapis, ahli
rekam medik dan lain-lain.
Masing-masing disiplin ini umunnya telah mempunyai etik
profesi yang harus diamalkan anggotanya. Begitu pula rumah sakit sebagai suatu
institusi dalam pelayanan kesehatan juga telah mempunyai etika yang di Indonesia
terhimpun dalam Etik Rumah Sakit Indonesia (ERSI).
Dengan demikian dalam menjalankan pelayanan kesehatan
masing-masing profesi harus berpedoman pada etika profesinya dan harus pula
memahami etika profesi disiplin lainnya apalagi dalam wadah dimana mereka
berkumpul (rumah sakit) agar tidak saling berbenturan.
- Berhubungan dengan sains dan iptek
Saintis adalah seorang yang mendalami suatu pengetahuan
yang sistematis atau kemudian disebut sebagai ilmu. Ilmu bisa dianggap sebagai
sains. Apapun ilmu itu. Sehingga kemudian pada kenyataannya kita mengenal natural
science, Economic science, Social Science dan banyak
lainnya. Dalam hirarki filsafat ilmu kemudian dikenal sebagai turunan dari
filsafat. Filsafat sebagai sarana pencrian hakekat ‘sesuatu’ yang kemudian
menghasilkan pengetahuan, ketika pengetahuan tersebut telah mencapai sebuah
sistematika tertentu maka akan disebut ilmu. Kemudian sains ketika diterapkan
akan menjadi sains terapan, dan ketika menemukan bentuk praksisnya berdasarkan
rekayasa dan kemanfaatannya akan berubah menjadi teknologi. Teknologi pada
awalnya juga hanya merupakan ilmu rekayasa yang membasiskan pada dasar-dasar
yang dianut pada natural sains, namun belakangan kemudian dikenal adanya social
engineering. Asumsi bahwa natural science selalu kuantitatif dan social
science selalu kualitatif ternyata juga tidak berlaku lagi. Sehingga batas
antara eksakta dan sosial kemudian bukan berada pada metode atau konsep
filsafat ilmunya, namun berada pada jenis obyek yang diamati.
Namun, kesimpulan terakhir di atas menjadi sulit
diterapkan ketika kita melihat pada Psikologi contohnya. Seperti yang kita
tahu, saat ini ada dua aliran besar di Indonesia pada jurusan Psikologi
yang menganggap bahwa psikologi adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam dan
ada kelompok lain yang mengangap sebagai bagian dari ilmu pengetahuan sosial.
Sains dan Engineering kemudian menjadi berbeda
karakteristik secara mendasar. Sains yang berkembang dalam paradigma
‘terpisahnya pengamat dari obyek’ dan ‘sains untuk sains’ sehingga yang dikejar
adalah obyektifitas sejati yang memisahkan manfaat/ kegunaan dari aktifitas
penelitian. Sedangkan Engineering berkembang dalam paradigma ‘kegunaan untuk
kehidupan manusia’ atau lebih dekat dengan filsafat pragmatisme sehingga
manusia dianggap sebagai bagian integral dari pengembangan engineering.
- Berhubungan dengan aqidah, akhlak dan syariah
Kita untuk senantiasa meningkatkan taqwa,
agar Allah Swt berkenan memberi solusi atas problem yang kita hadapi. Marilah
peningkatan taqwa ini kita jadikan sebagai agenda hidup yang utama, agar
menjadi manusia ideal menurut Islam, seperti firman-Nya:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di hadapan
Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Sesung- guhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs. Al-Hujurat, 49:13)
Di zaman kita sekarang ini, sedikit orang
yang menjadi kan
taqwa sebagai pola hidupnya, yaitu menjalani hidup di bawah naungan syari’at
Allah. Kebanyakan umat Islam adalah ‘Muslim Otodidak’ yang mengamalkan Islam
menurut pemahaman dan penghayatan pribadinya, sehingga adakalanya benar dan
lebih sering keliru mema hami dan mengamalkan perintah taqwallah.
Sebagai manifestasi pola hidup taqwa, Islam
mengajar- kan
supaya manusia menjalani kehidupan berdasarkan petunjuk Allah. Dan mengikuti
petunjuk Allah berarti menjalani kehidupan ini sebagai hamba Allah,
menyembah-Nya sesuai dengan yang diperintahkan-Nya, serta melaksa- nakan
syari’at Islam agar tercapai missi rahmatan lil alamin.
Prinsip utama beragama Islam adalah memiliki
aqidah yang lurus tanpa dicampuri kesyirikan, ibadah yang benar, akhlak yang
terpuji, dan muamalah (hubungan sosial) yang baik. Adapun pilar-pilar aqidah
meliputi iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
hari akhirat, dan takdir, yang kita kenal dengan rukun iman. Ibadah yang benar
adalah ibadah yang didasarkan atas perintah Allah, bukan karena bisikan jin
atau berdasarkan wangsit juru kunci merapi. Sedangkan prinsip akhlak dan
muamalah yang baik mengikuti tauladan rasulullah Saw.
Beriman kepada rukun iman yang enam,
menuntut pengakuan terhadap satu-satunya agama yang benar, adalah Islam. Oleh
karena itu, dalam segala urusan, orang berimana tidak pantas mengikuti gaya hidup orang kafir,
sekuler, liberal, yang tidak mengimani rukun iman itu. Tidak pantas bagi orang
beriman mengikuti jalan hidup yang ditunjukkan oleh kaum sesat dan dimurkai
Allah seperti Yahudi, Nasrani serta orang-orang musyrik. Lebih
tidak pantas lagi, ketika rakyat Indonesia ditimpa musibah tsunami, gempa dan
gunung berapi, anggota DPR RI malah ngelencer ke Belanda, belajar hukum
kolonial pada mantan penjajah. Atau belajar etika dan moral, ke negeri Plato
Yunani, sekadar menghabiskan anggaran belanja.
PEMAHAMAN TENTANG ASLAMA, MUHSIN DAN HANIFAN DALAM SURAT AN-NISA AYAT 125
PEMAHAMAN TENTANG ASLAMA, MUHSIN DAN HANIFAN DALAM SURAT
AN-NISA AYAT 125
Agama Islam berasal dari Allah. Memahami Islam secara
benar akan mengantarkan umatnya untuk mengamalkannya secara benar pula.
Sekarang ini problematika umat yang mendasar yaitu ketidak fahaman terhadap Al
Islam sebagaimana yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu
memahami “Dinnul Islam” adala suatu keharusan bagi umat Islam.
Pertama untuk memahami Islam secara benar adalah memahami
makna kata ISLAM secara lughowi (bahasa). Al Islam berasal dari akar
kata salima, mengandung huruf-huruf :sin, mim dan lam.
Dari ketiga huruf tersebut akan menurunkan kata-kata jadian yang kesemuanya
memiliki titik temu (al istiqo al kabir). Dari kata salama
muncul:
Aslama
Artinya adalah menundukan atau
menghadapkan wajah. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat An Nisa ayat
125:
ô
“ Dan siapakah yang lebih baik
agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang
diapun mengerjakan kebaikan, dan dia mengikuti agam ibrahim yang lurus? Dan
Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”.
Allah
ingin memberikan pemahaman bahwa orang yang terbaik dalam ketundukannya kepada
Allah yaiyu orang yang menundukan wajahnya dan berarti seluruh jiwa dan raganya
merupakan cerminan dari ketundukan kepada Allah. Rahasia kata wajah
dalam al qur’an ialah:
- dari segi bahasa wajh (muka) adalah anggota tubuh yang paling mulia.
- Kata wajh ada hubungannya dengan kata iftijah (arah / orientasi), artinya seorang muslim orientasinya hanya kepada Allah.
Muhsin
Artinya kegemaran pada amal shaleh, Rausanfikr
(muslim tercerahkan) harus tercipta dalam diri kita masingmasing. Kita
tidak boleh masa bodoh atau tidak peduli (cuek) dengan persoalan di
sekitar kita. Kepedulian pada persoalan ummat akan mendorong kita menuju sebuah
keshalehan sosial yang sangat ditekankan oleh Islam. Islam tidak saja
mengajarkan keshalehan individu (taat pada perintah ibadah mahdhah).
Allah berfirman dalam surat
an-Nisa’ [4] ayat 125:
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas
menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia
mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi
kesayanganNya.
Hanif
Kata
hanif berasal dari kata kerja hanafa, yahnifu dan
masdarnya hanifan, artinya adalah “condong”, atau “cenderung” dan kata
bendanya “kecenderungan”. Dalam al-Qur’an, kata hanif yang dimaksud
adalah “cenderung kepada yang benar”, seperti dijelaskan oleh mufassir modern,
Maulana Muhammad Ali dalam The Holy Qur’an, yang merujuk kepada kamus al-Qur’an
al-Mufradat fi al-gharib karya al-Raghib al-Isfahani. Secara lengkap
pengertian hanif disampaikan oleh Nashir Ahmad sebagai berikut:
Ø Orang yang meninggalkan atau menjahui
kesalahan dan mengarahkan dirinya kepada petunjuk.
Ø Orang yang secara terus menerus
mengikuti kepercayaan yang benar tanpa keinginan untuk berpaling dari padanya
Ø Orang yang cenderung menata perilakunya
secara sempurna menurut Islam dan terus menerus mempertahankannya secara teguh
Ø Seseorang yang mengikuti agama Ibrahim,
dan
Ø Yang percaya kepada seluruh nabi-nabi.
Baik
Muhammad Ali maupun Nashir Ahmad, keterangan tentang hanif tersebut,
merujuk kepada al-Qur’an, surat al-Baqarah ayat 135:
“Dan mereka berkata:
“Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu
mendapat petunjuk”. Katakanlah : “Tidak, melainkan (Kami mengikuti) agama
Ibrahim yang lurus. dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik”.
Dari ayat itu pula diketahui bahwa lawan dari hanif
adalah syirik (politheis), yakni sebuah paham yang mempersekutukan Allah dengan
lainnya. Islam tidak mengajarkan politheisme (syirik) tetapi sebaliknya yang
ditekankan dalam ajaran Islam adalah monotheisme (tauhid) yaitu menolak segala
pengakuan dan keyakinan mausia atas tuhan-tuhan palsu. Jika pada zaman Jâhiliyyah,
tuhan-tuhan palsu itu dimanifestasikan dalam wujud berhala-berhala, maka pada
zaman modern ini, tuhan-tuhan palsu terwujud dalam banyak aspek dan bidang yang
lebih luas dan komplek dari sekadar berhala-berhala sesembahan. Tuhan-tuhan itu
lebih berbentuk kedhaliman dan penindasan, atau kesenangan dunia yang ketika
meraihnya harus merampas hak-hak orang lain
MA’NA DINNUL ISLAM
MA’NA DINNUL ISLAM
Ust. DR. Ahzami Zajuli
Agama
Islam berasal dari Allah. Memahami Islam secara benar akan mengantarkan umatnya
untuk mengamalkannya secara benar pula. Sekarang ini problematika umat yang
mendasar yaitu ketidak fahaman terhadap Al Islam sebagaimana yang dikehendaki
Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu memahami “Dinnul Islam” adala suatu
keharusan bagi umat Islam.
Pertama
untuk memahami Islam secara benar adalah memahami makna kata ISLAM secara lughowi
(bahasa). Al Islam berasal dari akar kata salima, mengandung
huruf-huruf :sin, mim dan lam. Dari ketiga huruf tersebut
akan menurunkan kata-kata jadian yang kesemuanya memiliki titik temu (al
istiqo al kabir). Dari kata salama muncul:
1. Aslama
Artinya
adalah menundukan atau menghadapkan wajah. Sebagaimana Allah SWT berfirman
dalam surat An Nisa ayat 125:
“ Dan siapakah yang
lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan
kebaikan, dan dia mengikuti agam ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil
Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”.
Allah
ingin memberikan pemahaman bahwa orang yang terbaik dalam ketundukannya kepada
Allah yaiyu orang yang menundukan wajahnya dan berarti seluruh jiwa dan raganya
merupakan cerminan dari ketundukan kepada Allah. Rahasia kata wajah
dalam al qur’an ialah:
- dari segi bahasa wajh (muka) adalah anggota tubuh yang paling mulia.
- Kata wajh ada hubungannya dengan kata iftijah (arah / orientasi), artinya seorang muslim orientasinya hanya kepada Allah.
2. Sallama
Artinya menyerahkan diri, jadi orang
yang beragama Islam (muslim) adalah orang yang sacara totalitas menyerahkan
dirinya hanya kepada Allah saja dan hal tersebut adalah konsekuensi logis akan
keimanan dan ke-Islaman seorang muslim. Sesuai firman Allah dalam Al Qur’an
surat An Nisa ayat 65 : “ Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya”.
3. Salaama
Artinya kesejahterahan atau
keselamatan, jadi orang yang mengikuti ajaran Islam adalah orang yang selamat
baik dunia maupun akhirat. Keselamatan tersebut adalah menurut Allah yaitu
keselamatan dalam arti yang sebenarnya, sebagaimana firman Allah pada surat Al
An’am ayat 54: “ Apabila orang-orang
yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu,maka katakanlah “Salamun
‘alaikum” , Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya
barang siapa yang berbuat kejahatan diantara kamu lantaran kejahilan, kemudian
bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Keselamatan
dan kesejahterahan dalam Islam bukan hanya diperuntukan kaum muslimin
saja tetapi juga untuk umat manusia yang lainnya bahkan flora dan faunapun
merasa aman. Contoh dalam suasana peperangan, pemimpin pasukan muslim ketika
melepas pasukannya memberikan wasiat agar tidak membunuh orang-orang tua,
wanita-wanita yang tidak ikut berperang dan anak-anak kecil serta tidak boleh
merusak tempat-tempat ibadah juga tidak boleh menebang pohon-pohonan.
Sebaliknya
jika manusia tidak mengamalkan Islam baik yang muslim atau bukan maka manusia
dan makhluk lainnya terancam keselamatannya.
4. Siliim
Artinya
kedamaian, jadi Islam mengajak umat manusia ke kehidupan yang penuh kedamaian.
Allah berfirman dalam surat Al Baqorah ayat 208: “ Hai orang-orang beriman,
masuklah kamu kedalam Islam secara menyeluruh dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu ”.
Tiada kedamaian yang hakiki kecuali dalam Islam, perdamaian yang tidak
berangkat dari ajaran Islam adalah semu. Oleh karena itu orang banyak tertipu dengan
slogan-slogan perdamaian yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak islami.
Dengan begitu ketika manusia tidak mengikuti ajaran Islam berarti dia tidak
menikmati kedamaian baik dunia maupun akhirat.
Allah berfirman dalam
hadist kutsi “ telah Ku ciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif”. Hanif
ialah kecendrungan kepada kebenaran dan jauh kepada kebatilan. Tetapi mengapa
manusia banyak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan jauh dari Allah, ini
karena peran syaitan dengan langkah-langkahnya membuat manusia jauh dari Allah.
Sesuai dengan firman Allah surat Al baqorah ayat 208 diatas yang bermakna bagi
0rang-orang yang beriman tidak menyeluruh masuk ke dalam Islam berarti dalam
perangkap syaitan dan syaitan adalah musuh manusia yang jelas.
5. Sullam
Artinya
adalah tangga. Tangga bermakna bertahap, ini menggambarkan kepada manusia bahwa
ajaran Islam memperhatikan apa yang disebut tadarruj (tahapan).
Dicontohkan ketika Allah mengharamkan Khomer (minuman keras). Pada saat
Islam turun di Mekkah perikehidupan manusianya penuh jahiliyahan
(kebodohan) dan kebiasan minum Khomer atau arak sudah menjadi tradisi
sedangkan arak tersebut adalah minuman yang merusak akal tetapi Al qur’an tidak
langsung mengharamkan sejak awal. Banyak para sahabat nabi ketika itu termasuk
Umar bin Khattab r.a suka meminum khomer walaupun sudah berislam.
Setelah 13 tahun Rasulullah berdakwah, barulah turun ayat yang mengharamkan khomer
dan pada saat itu banyak jalan-jalan di Madinah menjadi sungai khomer.
Dalam
penciptaan bumi Allah melakukannya secara bertahap yaitu dalam 6 masa walaupun
sebenarnya Allah hanya sekali saja dapat menciptakan bumi. Hal ini memberikan
pelajaran bahwa munculnya sesuatu membutuhkan proses. Begitu pula didalam
da’wah Islam yang merupakan kewajiban seorang muslim yang harus disampaikan
kepada seluruh manusia yang prosesnya harus tadarruj.
Dengan
begitu orang yang memeluk agama Islam adalah orng yang menaiki tangga menuju
ketinggian martabat manusia yang akan mendapatkan kedudukan dihadapan Allah
yang sangat tinggi. Ketinggian martabat Islam terletak sejauh mana seorang
muslim komitmen terhadap Islam.
Makna Islam secara istilah
1.
Al wahyu illahi ( Wahyu Allah)
Secara istilah Al-Islam ialah suatu ajaran dimana manusia harus
tunduk pada wahyu-wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi-nabinya terutama
Rasulullah saw. Al qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi
Muhammad saw jadi Islam adalah Al qur’an dan Al qur’an adalah petunjuk Allah,
sesuai dengan firman-Nya: “ Sungguh Al Qur’an ini memberikan petunjuk yang
lurus”. Dengan kata lain Islam itu apa yang di firman Allah dan disabdakan oleh
Rasulullah saw.
2.
Islam dinnul anbiya (Islam agama para nabi dan mursalin)
Islam
merupakan agama para nabi mulai dari nabi Adam As sampai nabi yang terakhir
yaitu Nabi Muhammad saw. Sebagaimana yang dikisahkan dalam Al qur’an, Nabi Nuh
As bersabda “ Dan aku diperintahkan menjadi orang-orang Islam “. Juga Nabi
Ibrahim As bersabda “Jadikanlah Ya Allah orang-orang yang beragama Islam, aku
dan anakku (Ismail As)”.
3.
Islam minhajul hayat ( Islam pedoman kehidupan )
Al
minhaj wal manhaj at thorighul wadih artinya minhad (pedoman /
sistem) atau manhad adalah jalan yang jelas. Islam adalah pedoman dalam
seluruh aspek kehidupan politik, sosial
dan badaya meliputi dimensi ruang dan waktu. Islam meurpakan ajaran yang
universal
Bedanya Islam yang
dibawa Nabi Muhammad SAW dengan risalah yang dibawa rasul lainnya ialah bahwa
Islam yang dibawa nabi yang terdahulu bersifat lokal hanya untuk kaumnya saja
tetapi Islam yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw untuk seluruh manusia rahmatan
lil’alamin (rahmat semesta alam), karena itu hukum Islam berlaku untuk
semua baik muslim maupun non muslim.
Jika
suatu negara menerapkan hukum Islam maka hukum yang berlaku bukan hanya untuk
kaum muslim saja atau non muslim saja melainkan untuk seluruhnya sebagaimana
yang dicontohkan pada masa Rasulullah dan para sahabatnya, inilah keadilan Islam. Tidak ada pedoman hidup atau perundangan-undangan yang
menandingi hukum Islam. Sebagai contoh negara Amerka Serikat pada tahun 1919
memberlakukan undang-undang yang melarang minuman keras tetapi karena
sebagianbesar penduduknya tidak siap maka undang-undang tersebut dicabut pada
tahun 1933.
Hanya
14 tahun undang-undang pelarangan Mminuman keras berlaku pada saat itu hampir
jutaan orang dipenjara karena melanggar undang-undang tersebut dan jutaan dollar keluar untuk mengurusi
malah tersebut, tetapi akhirnya tidak mampu mengatasi karena orang-orang
Amerika Serikat tidak tunduk pada peraturan. Sedangkan hukum / undang-undang
Islam dipersiapkandahulu manusianya dengan kondisi keimanan sebagaimana saat
Allah mengharamkannya khomer, jalan-jalan di Madinah dibanjiri khomer
yang dibuang oleh kaum muslimin.
4. Ahkamullah fi
kitabihi wa sunnaturrasulihi ( hukum Allah yang ada dalam Al Qur’an dan As Sunnah)
Islam
itu adalah hukum-hukum Allah yang terkandung dalam Al Qur’an dan Al Hadist. Al
hadist (Sunnah Rasul) unrtuk menjenlaskan ayat-ayat Al Qur’an agar manusia
lebih memahami. Dan Al Qur’an adlah kitab yang tranfaran yang dapat dibaca oleh
setiap manusia, ini bukti bahwa seorang muslim bercermin pada pribadi
Rasulullah.
5.
As Sirathul Mustaqim (Jalan yang lurus)
Islam adalah jalan yang lurus.
Seorang muslim ialah orang yang jalannya lurus, sebagaimana yang terdapat dalam
surat Al Fatihah “ Tunjukilah kami jalan
yang lurus”.
6.
Salaamutul dunia wal akhirat (selamat dunia dan akhirat)
Islam adalah keselamatan dunia dan
akhirat. Dicontohkan pada zaman kehidupan Rasul bersama para sahabatnya dapat
disebut juga zaman kebersihan jiwa. Dikisahkan dengan seorang wanita Al
Ghomidiah yang telah ber-zina, dan dilaporkannya perbuatan tercela
tersebut kepada Rasulullah saw agar dia dihukum. Tetapi tidak langsung
memberlakukan hukum rajam karena teryata wanita itu dalam keadaan hamil,
Rasulullah memerintahkannya agar pulang dan kembali lagi setelah melahirkan.
Setelah melahirkan wanita itu datang kembali menemui Rasulullah agar segera
dihukum, tetapi wanita tersebut diperintahkan pulang agar menyusui bayinya sampai
cukup besar. Beberapa lama kemudian setelah 2 tahun menyusui bayinya wanita
tersebut datang kepada Rasulullah, barulah Rasulullah memberlakukan hukum rajam
kepada waniti Al Ghomidiah tersebut. Kisah tersebut menunjukan bahwa wanita itu
lebih takut azab Allah yang lebih dasyat daripada siksa dunia. Keselamatan
dunia dan akhirat yang benar adalah menurut
Allah dan Rasul-Nya. Ketika mengajak umat manusia untuk memeluk Islam
berarti mengajak kepada keselamatan dunia dan akhirat.
Jihad adalah suatu keselamatan
karena kalau tidak berjihadyang terjadi adalah kezholiman. Jika kezholiman
berkuasa maka tidak akan menjamin adanya keselamatan dan jihad diwajibkan oleh
Allah karena adanya kezholiman.Surat Al Hajj ayat 39 menjelaskan ” Telah
diizinkan ( berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka
itu “. Abu Bakar r.a. berwasiat “Jika
suatu kaum meninggalkan jihad maka kaum tersebut akan dihinakan”.
Islam menurut lughawi ( definisi )
1.
Dinnul haq ( Agama yang benar )
Kebenaran yang hakiki hanya datang dari Allah, bukan
dari bapak-bapak atau nenek-nenek moyang manusia. Sesuai firman Allah pada
surat Al Maaidah ayat 104, “ Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti
apa yang diturunkan Allah dan Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa
yang kami dapati dari bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan
mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?”
Islam adalah agama yang haq
(benar) maka papun yang bertentangan dengan Islam adalah bathil. Seperti yang
dijelaskan dalam Ai Qur’an Surat Yunus ayat 32 “.... maka tidak ada sesudah
kebenaran itu, melainkan kesesatan. ...”
2.
Dinnullah ( Agama Allah )
Islam disebut Dinnullah
ajaran Islam berasal dari Allah. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Imran
ayat 19: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. ...”
3.
Dinnul Islam
Kehidupan muslim harus
tunduk kepada Islam. Ad din artinya ketundukan, ketundukan atau ketaatan
seorang muslim terhadap Allah dan Rasul-Nya hukumyan adalah mutlak .
Pemahaman Islam sesuai
yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam yang Ya’lu wala yu’la
alaihi ( Islam adalh tinggi dan tiada yang menandinginya ).
Ketinggian umat Islam berbanding lurus dengan ketinggian Islam. Jika umat Islam
berkomitmen terhadap Islam maka menjadi umat yang tinggi dan berwibawa, tetapi
jika umat Islam meninggalkan Islam maka umat itu akan dihinakan.
Pertanyaan :
1.
Pada firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat
208 yang menjelaskan bahwa umat Islam
harus ber-Islam secara kaffah (menyeluruh), bagaimana dengan umat Islam
yang tidak kaffah (hanya
sebagian-sebagian saja)?
2. Adakah kesamaan makna din dengan agama yang berarti tidak kacau?
Jawaban:
1.
Dilihat lebih dahulu apa yang menyebabkan seorang muslim
itu tidak mengamalkan Islam secara menyeluruh?
Kalau karena menolak sebagian jelas itu tidak diperbolehkan. Tetapi
kalau karena keterbatasannya atau kondisi yang membuat demikian .........
Setiap pribadi muslim berkewajiban berupaya untuk semaksimal mungkin
mengamalkan Islam secara menyelurh sesuai dengan potensinya.
2.
Ad din artinya ketundukan tetapi ditengah masyarakat ad din
adalah agama tetapi bukan berarti ad din dapat diartikan tidak
kacau ini diakibatkan karena keterbatasan bahasa Indonesia. Untuk para Ulama
yang menggunakan ad din disamakan dengan agama hal itu hanya
untuk mendekatkan pemahaman terhadap masyarakat.
Pertanyaan :
Islam berbanding lurus dengan umat
Islam. Bagaimana komitmen umat Islam yang cendrung berkurang bahkan hampir
tidak ada?
Jawaban :
Mengetahui relialita
seorang muslim dalam mengamalkan ajaran Islam adalah suatu yang baik untuk
mengetahui ke-Islaman muslim tersebut. Jangan diasumsikan jika umat Islam
terbelakang maka Islam yang disalahkan. Islam bebas dari kesalahan-kesalahan
tersebut.
Komitmen seorang muslim
terhadap Allah akan mendapat balasan dari Allah, sesuai dengan firman Allah
dalam Al Qur’an surat Muhammad ayat 7: “Hai orang-orang beriman, jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu“. Janji Allah harus dibuktikan dengan amal perbuatan.
Fenomena keterbelakangan
umat Islam ini membuktikan bahwa umat Islam masih belum memperjuangkan dinnullah
secara benar atau masih banyak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan,
sebagaimana Khalifah Umar r.a. pernah berkata “Kemaksiatan kami lebih kami
khawatirkan dari musuh-musuh kami”. Islam adalah satu-satunya arternatif dan barang
siapa yang mencari alternatif selain Islam maka ia akan menjumpai kegagalan
dalam segala kehidupan.
Pertanyaan :
1.
Apakah ketinggian
Islam itu hanya pada masa tertentu saja? Contohnya ketika Islam berkembang di
Andalusia Spanyol.
2.
Apakah ciri-ciri dari umat Islam menunjukan
ketinggiannya?
Jawaban :
1.
Selama umat Islam komitmen terhadap Islam pasti akan
mendapati ketinggian Islam dan Islam tetap tinggi kapan dan dimanapun karena
dijaga oleh Allah. Izzatuna (kemuliaan kami) hanya pada Islam,
ketinggian Islam tidak dibatasi oleh waktu. Bangsa manapun yang bersama Islam
maka bangsa itu akan tinggi.
2.
Umat Islam akan menuikmati ketinggian Islam, jika umat
Islam melkukan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah beserta para sahabatnya.
Segala problematika yang kini terjadi solusinya adalah harus kembali kepada
Islam.
Written by Agus
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
Kata hanif berasal dari kata
kerja hanafa, yahnifu dan masdarnya hanifan, artinya adalah
“condong”, atau “cenderung” dan kata bendanya “kecenderungan”. Dalam al-Qur’an,
kata hanif yang
dimaksud adalah “cenderung kepada yang benar”, seperti dijelaskan oleh mufassir
modern, Maulana Muhammad Ali dalam The
Holy Qur’an, yang merujuk kepada kamus al-Qur’an al-Mufradat fi al-gharib karya
al-Raghib al-Isfahani. Secara lengkap pengertian hanif disampaikan oleh Nashir
Ahmad sebagai berikut:
<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>Orang yang
meninggalkan atau menjahui kesalahan dan mengarahkan dirinya kepada petunjuk.
<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>Orang yang secara
terus menerus mengikuti kepercayaan yang benar tanpa keinginan untuk berpaling
dari padanya
<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>Orang yang
cenderung menata perilakunya secara sempurna menurut Islam dan terus menerus
mempertahankannya secara teguh
<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>Seseorang yang
mengikuti agama Ibrahim, dan
<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>Yang percaya
kepada seluruh nabi-nabi.
Baik Muhammad
Ali maupun Nashir Ahmad, keterangan tentang hanif
tersebut, merujuk kepada al-Qur’an, surat al-Baqarah ayat 135:
“Dan
mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani,
niscaya kamu mendapat petunjuk”. Katakanlah : “Tidak, melainkan (Kami
mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan
orang musyrik”.
Dari ayat itu
pula diketahui bahwa lawan dari hanif
adalah syirik (politheis), yakni sebuah paham yang mempersekutukan Allah dengan
lainnya. Islam tidak mengajarkan politheisme (syirik) tetapi sebaliknya yang
ditekankan dalam ajaran Islam adalah monotheisme (tauhid) yaitu menolak segala
pengakuan dan keyakinan mausia atas tuhan-tuhan palsu. Jika pada zaman Jâhiliyyah, tuhan-tuhan
palsu itu dimanifestasikan dalam wujud berhala-berhala, maka pada zaman modern
ini, tuhan-tuhan palsu terwujud dalam banyak aspek dan bidang yang lebih luas
dan komplek dari sekadar berhala-berhala sesembahan. Tuhan-tuhan itu lebih
berbentuk kedhaliman dan penindasan, atau kesenangan dunia yang ketika
meraihnya harus merampas hak-hak orang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)