Jumat, 03 Februari 2012

TUGAS METODE PENGEMBANGAN KOKNITIF


TUGAS
METODE PENGEMBANGAN KOKNITIF
Dosen Pengampu :
“MENGENALKAN ANGKA DENGAN KONSEP
MACAM-MACAM GARIS”









 
Disusun Oleh :
1.      Rumisih                 : 09261567
2.      Wiwik Kurniati   : 09261572
3.      Widya Wulandari : 09261745


UNIVERSITAS TERBUKA SEMARANG

Tahun ajaran 2011/2012










A.    Pendahuluan
Perkembangan  kognitif anak merupakan perkembangan yang berkaitan dengan kecerdasan anak yang diperlihatkan melalui kemampuan mengingat, mengenal dan memahami berbagai obyek. Kemampuan untuk mengerti atau memahami berbagai obyek ini sangat penting, karena hal itu akan menentukan jenis penyesuaian pribadi dan sosial yang dilakukan anak. Anak akan mudah menyesuaikan pribadi dan sosialnya jika mereka memiliki pengertian dan pemahaman yang cukup banyak tentang orang, peristiwa atau benda.
Pemahaman atau pengertian anak dapat berkembang diperoleh dari hasil kematangan intelektual dan dari pengetahuan yang diperoleh anak dalam periode yang cukup panjang. Kemampuan untuk dapat memahami atau mengerti mengandung proses berpikir. Menurut Siti Rahayu Haditono (1982) proses berpikir sampai anak berjalan mengikuti urutan sebagai berikut:
  1. Bayangan (image). Hal ini biasanya dijumpai pada anak usia 4 tahun. Image merupakan representasi pertama suatu kejadian. Image hanya merupakan kesan-kesan tertentu yang kebetulan melekat pada ingatan. Hal ini bisa terjadi dengan melihat atau mendengar sesuatu. Apa yang diingat tadi adalah kesan-kesan tertentu.
  2. Simbol: adalah suatu bentuk representasi lain. Disini tidak hanya berkisar pada bunyi yang khas atau bau yang khas dengan artinya yang khas. Simbol justru melebihi kejadian yang khas dan menunjuk pada sesuatu yang lain daripada hal yang sesungguhnya.Misalnya seorang anak yang sedang main dos korek api seakan itu sebuah mobil. Kelak anak akan mengerti bahwa simbol-simbol, seperti tanda lalu lintas, merupakan penunjuk bagi hal sesuatu yang lain.
  3. Konsep atau pengertian. Mulai usia pra sekolah timbulah pada anak kebutuhan untuk mengatur kesan-kesan dan kejadian-kejadian, menemukan hubungan-hubungan, relasi sebab akibat. Hal ini merupakan langkah penting untuk kearah kesadaran akan aturan.Bertambah banyaknya cara berfikir dalam pengertian nampak, misalnya dalam bermain anak menemukan bahwa ciri suatu kendaraan roda dua adalah selalu adanya dua roda. Kalau disini hari Minggu maka dimana-mana juga hari Minggu. Anak semakin mengerti bahwa pengertian merupakan suatu kumpulan yang sifatnya umum.
  4. Aturan: adalah suatu hubungan antara dimensi dua pengertian atau lebih. Ada aturan yang formal dan ada aturan yang tidak formal. Contoh aturan formal ”air adalah basah dan api adalah panas” Contoh aturan tidak formal ” kue-kue adalah manis”. Atura-aturan formal berdasarkan hukum alam sedangkan aturan tidak formal berdasarkan pengalaman atau perjanjian.
Tahap-tahap perkembangan daya pikir yang dikemukakan oleh Jean Piaget meliputi tahap:
a. Tahap sensori motor.
Tahap ini terjadi pada usia sekitar lahir sampai dengan 2 tahun. Pada tahap ini anak belajar melalui indra dan gerakan serta berinteraksi dengan lingkungan fisik. Melalui bergerak, meraba, memukul, menggigit dan memanipulasi obyek-obyek secara fisik anak belajar mengenal sifat ruang, waktu, lokasi, ketetapan, dan sebab akibat. Perilakunya masih pra verbal. Anak memahami obyek disekitarnya melalui sensori dan aktivitas motor serta gerakkannya.
b. Tahap praoperasional (2 – 7 th)
Pada tahap ini pemikiran anak masih didominasi oleh hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas fisik dan persepsinya sendiri, sekalipun tidak selalu apa yang ada dalam pikirannya ditampilkan lewat tingkah laku nyata seperti pada periode sebelumnya. Menurut Siti Rahayu Haditono (1982), stadium pra operasional dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permainan simbolik, imitasi, serta bayangan dalam mental. Semua proses ini menunjukkan bahwa anak sudah mampu untuk melakukan tingkah laku simbolik.
c. Tahap operasi kongkret (7 – 11 th)
Pada tahapan ini yang dapat dipikirkan oleh anak masih terbatas pada benda-benda kongkret yang dapat dilihat dan diraba, benda-benda yang tidak jelas, yang tidak tampak dalam kenyataan masih sulit dipikirkan oleh anak. Kesulitan matematika karena upaya untuk mengajarkan anak yang masih dalam tahapan operasi kongkret dengan materi yang abstrak
d. Tahap Operasi formal (Diatas 11tahun)
Dalam tahap ini anak mampu mempertimbangkan semua kemungkinan dalam memecahkan masalah dan mampu menalar atas dasar hipotesis dan dalil. Dampaknya anak dapat meninjau masalah dari berbagai faktor saat memecahkan masalah. Pemikiran anak menjadi lebih kongkrit dan fleksibel dan mereka mampu menggabungkan informasi dari sejumlah sumber yang berbeda.  

A.    PERMASALAHAN
Pengenalan angka pada anak usia dini sangat penting, dan harus dengan yang nyata/ contoh nyata misalnya satu (I) maka kita harus menunjukkan benda hanya I saja, tapi ditempat kami banyak anak yang kurang bisa menangkap materi atau pembahasan angka dengan konsep ini. Maka kita harus bisa mengubah cara bagaimana caranya menyampaikan materi angka kepada anak-anak dengan cara mudah dan bisa diingat anak dengan cepat.

B.     PEMBAHASAN
Kami sebagai pendidik anak harus banyak memiliki ide dan kraetif dalam menyampaikan materi. Maka untuk menyampaikan materi angka kepada anak-anak kami menggunakan konsep macam-macam bentuk garis. (lurus, bobok, lengkung dan miring).
Misal     : Angka 1 Kita bisa menyampaikan dengan bentuk garis lurus atau I = garis
lurus.
: Angka 2 dibentuk dari garis lengkung, lurus dan bobok 2 = 2
: Angka 3 dibentuk dari garis lengkung 3 = 3
: Angka 4 dibentuk dari garis miring, bobok dan lurus 4 = 4
: Angka 5 dibentuk dari garis bobok, lurus dan lengkung 5 = 5
Dengan cara ini ternyata anak-anak cepat bisa mengingat angkla dan memudahkan kita dalam menyampaikan materi karena kita tidak perlu menggunakan media, cukup menggunanakan bentuk garis.

C.    METODE TANYA JAWAB
Dalam menyampaikan materi kita menggunakan metode tanya jawab. Dengan metode ini kita bisa langsung berkomikasi dengan anak-anak dan langsung bisa menanyakan konsep angka.
Misal   angka 1 dibentuk dari apa ?
Angka 2 dibentuk dari garis apa ?
Metode ini sangat efektif untuk menyampaikan materi pembelajaran mengenal angka pada anak usia dini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar