MA’NA DINNUL ISLAM
Ust. DR. Ahzami Zajuli
Agama
Islam berasal dari Allah. Memahami Islam secara benar akan mengantarkan umatnya
untuk mengamalkannya secara benar pula. Sekarang ini problematika umat yang
mendasar yaitu ketidak fahaman terhadap Al Islam sebagaimana yang dikehendaki
Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu memahami “Dinnul Islam” adala suatu
keharusan bagi umat Islam.
Pertama
untuk memahami Islam secara benar adalah memahami makna kata ISLAM secara lughowi
(bahasa). Al Islam berasal dari akar kata salima, mengandung
huruf-huruf :sin, mim dan lam. Dari ketiga huruf tersebut
akan menurunkan kata-kata jadian yang kesemuanya memiliki titik temu (al
istiqo al kabir). Dari kata salama muncul:
1. Aslama
Artinya
adalah menundukan atau menghadapkan wajah. Sebagaimana Allah SWT berfirman
dalam surat An Nisa ayat 125:
“ Dan siapakah yang
lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan
kebaikan, dan dia mengikuti agam ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil
Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”.
Allah
ingin memberikan pemahaman bahwa orang yang terbaik dalam ketundukannya kepada
Allah yaiyu orang yang menundukan wajahnya dan berarti seluruh jiwa dan raganya
merupakan cerminan dari ketundukan kepada Allah. Rahasia kata wajah
dalam al qur’an ialah:
- dari segi bahasa wajh (muka) adalah anggota tubuh yang paling mulia.
- Kata wajh ada hubungannya dengan kata iftijah (arah / orientasi), artinya seorang muslim orientasinya hanya kepada Allah.
2. Sallama
Artinya menyerahkan diri, jadi orang
yang beragama Islam (muslim) adalah orang yang sacara totalitas menyerahkan
dirinya hanya kepada Allah saja dan hal tersebut adalah konsekuensi logis akan
keimanan dan ke-Islaman seorang muslim. Sesuai firman Allah dalam Al Qur’an
surat An Nisa ayat 65 : “ Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka
terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya”.
3. Salaama
Artinya kesejahterahan atau
keselamatan, jadi orang yang mengikuti ajaran Islam adalah orang yang selamat
baik dunia maupun akhirat. Keselamatan tersebut adalah menurut Allah yaitu
keselamatan dalam arti yang sebenarnya, sebagaimana firman Allah pada surat Al
An’am ayat 54: “ Apabila orang-orang
yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu,maka katakanlah “Salamun
‘alaikum” , Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya
barang siapa yang berbuat kejahatan diantara kamu lantaran kejahilan, kemudian
bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Keselamatan
dan kesejahterahan dalam Islam bukan hanya diperuntukan kaum muslimin
saja tetapi juga untuk umat manusia yang lainnya bahkan flora dan faunapun
merasa aman. Contoh dalam suasana peperangan, pemimpin pasukan muslim ketika
melepas pasukannya memberikan wasiat agar tidak membunuh orang-orang tua,
wanita-wanita yang tidak ikut berperang dan anak-anak kecil serta tidak boleh
merusak tempat-tempat ibadah juga tidak boleh menebang pohon-pohonan.
Sebaliknya
jika manusia tidak mengamalkan Islam baik yang muslim atau bukan maka manusia
dan makhluk lainnya terancam keselamatannya.
4. Siliim
Artinya
kedamaian, jadi Islam mengajak umat manusia ke kehidupan yang penuh kedamaian.
Allah berfirman dalam surat Al Baqorah ayat 208: “ Hai orang-orang beriman,
masuklah kamu kedalam Islam secara menyeluruh dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu ”.
Tiada kedamaian yang hakiki kecuali dalam Islam, perdamaian yang tidak
berangkat dari ajaran Islam adalah semu. Oleh karena itu orang banyak tertipu dengan
slogan-slogan perdamaian yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak islami.
Dengan begitu ketika manusia tidak mengikuti ajaran Islam berarti dia tidak
menikmati kedamaian baik dunia maupun akhirat.
Allah berfirman dalam
hadist kutsi “ telah Ku ciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif”. Hanif
ialah kecendrungan kepada kebenaran dan jauh kepada kebatilan. Tetapi mengapa
manusia banyak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan jauh dari Allah, ini
karena peran syaitan dengan langkah-langkahnya membuat manusia jauh dari Allah.
Sesuai dengan firman Allah surat Al baqorah ayat 208 diatas yang bermakna bagi
0rang-orang yang beriman tidak menyeluruh masuk ke dalam Islam berarti dalam
perangkap syaitan dan syaitan adalah musuh manusia yang jelas.
5. Sullam
Artinya
adalah tangga. Tangga bermakna bertahap, ini menggambarkan kepada manusia bahwa
ajaran Islam memperhatikan apa yang disebut tadarruj (tahapan).
Dicontohkan ketika Allah mengharamkan Khomer (minuman keras). Pada saat
Islam turun di Mekkah perikehidupan manusianya penuh jahiliyahan
(kebodohan) dan kebiasan minum Khomer atau arak sudah menjadi tradisi
sedangkan arak tersebut adalah minuman yang merusak akal tetapi Al qur’an tidak
langsung mengharamkan sejak awal. Banyak para sahabat nabi ketika itu termasuk
Umar bin Khattab r.a suka meminum khomer walaupun sudah berislam.
Setelah 13 tahun Rasulullah berdakwah, barulah turun ayat yang mengharamkan khomer
dan pada saat itu banyak jalan-jalan di Madinah menjadi sungai khomer.
Dalam
penciptaan bumi Allah melakukannya secara bertahap yaitu dalam 6 masa walaupun
sebenarnya Allah hanya sekali saja dapat menciptakan bumi. Hal ini memberikan
pelajaran bahwa munculnya sesuatu membutuhkan proses. Begitu pula didalam
da’wah Islam yang merupakan kewajiban seorang muslim yang harus disampaikan
kepada seluruh manusia yang prosesnya harus tadarruj.
Dengan
begitu orang yang memeluk agama Islam adalah orng yang menaiki tangga menuju
ketinggian martabat manusia yang akan mendapatkan kedudukan dihadapan Allah
yang sangat tinggi. Ketinggian martabat Islam terletak sejauh mana seorang
muslim komitmen terhadap Islam.
Makna Islam secara istilah
1.
Al wahyu illahi ( Wahyu Allah)
Secara istilah Al-Islam ialah suatu ajaran dimana manusia harus
tunduk pada wahyu-wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi-nabinya terutama
Rasulullah saw. Al qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan melalui nabi
Muhammad saw jadi Islam adalah Al qur’an dan Al qur’an adalah petunjuk Allah,
sesuai dengan firman-Nya: “ Sungguh Al Qur’an ini memberikan petunjuk yang
lurus”. Dengan kata lain Islam itu apa yang di firman Allah dan disabdakan oleh
Rasulullah saw.
2.
Islam dinnul anbiya (Islam agama para nabi dan mursalin)
Islam
merupakan agama para nabi mulai dari nabi Adam As sampai nabi yang terakhir
yaitu Nabi Muhammad saw. Sebagaimana yang dikisahkan dalam Al qur’an, Nabi Nuh
As bersabda “ Dan aku diperintahkan menjadi orang-orang Islam “. Juga Nabi
Ibrahim As bersabda “Jadikanlah Ya Allah orang-orang yang beragama Islam, aku
dan anakku (Ismail As)”.
3.
Islam minhajul hayat ( Islam pedoman kehidupan )
Al
minhaj wal manhaj at thorighul wadih artinya minhad (pedoman /
sistem) atau manhad adalah jalan yang jelas. Islam adalah pedoman dalam
seluruh aspek kehidupan politik, sosial
dan badaya meliputi dimensi ruang dan waktu. Islam meurpakan ajaran yang
universal
Bedanya Islam yang
dibawa Nabi Muhammad SAW dengan risalah yang dibawa rasul lainnya ialah bahwa
Islam yang dibawa nabi yang terdahulu bersifat lokal hanya untuk kaumnya saja
tetapi Islam yang diturunkan melalui nabi Muhammad saw untuk seluruh manusia rahmatan
lil’alamin (rahmat semesta alam), karena itu hukum Islam berlaku untuk
semua baik muslim maupun non muslim.
Jika
suatu negara menerapkan hukum Islam maka hukum yang berlaku bukan hanya untuk
kaum muslim saja atau non muslim saja melainkan untuk seluruhnya sebagaimana
yang dicontohkan pada masa Rasulullah dan para sahabatnya, inilah keadilan Islam. Tidak ada pedoman hidup atau perundangan-undangan yang
menandingi hukum Islam. Sebagai contoh negara Amerka Serikat pada tahun 1919
memberlakukan undang-undang yang melarang minuman keras tetapi karena
sebagianbesar penduduknya tidak siap maka undang-undang tersebut dicabut pada
tahun 1933.
Hanya
14 tahun undang-undang pelarangan Mminuman keras berlaku pada saat itu hampir
jutaan orang dipenjara karena melanggar undang-undang tersebut dan jutaan dollar keluar untuk mengurusi
malah tersebut, tetapi akhirnya tidak mampu mengatasi karena orang-orang
Amerika Serikat tidak tunduk pada peraturan. Sedangkan hukum / undang-undang
Islam dipersiapkandahulu manusianya dengan kondisi keimanan sebagaimana saat
Allah mengharamkannya khomer, jalan-jalan di Madinah dibanjiri khomer
yang dibuang oleh kaum muslimin.
4. Ahkamullah fi
kitabihi wa sunnaturrasulihi ( hukum Allah yang ada dalam Al Qur’an dan As Sunnah)
Islam
itu adalah hukum-hukum Allah yang terkandung dalam Al Qur’an dan Al Hadist. Al
hadist (Sunnah Rasul) unrtuk menjenlaskan ayat-ayat Al Qur’an agar manusia
lebih memahami. Dan Al Qur’an adlah kitab yang tranfaran yang dapat dibaca oleh
setiap manusia, ini bukti bahwa seorang muslim bercermin pada pribadi
Rasulullah.
5.
As Sirathul Mustaqim (Jalan yang lurus)
Islam adalah jalan yang lurus.
Seorang muslim ialah orang yang jalannya lurus, sebagaimana yang terdapat dalam
surat Al Fatihah “ Tunjukilah kami jalan
yang lurus”.
6.
Salaamutul dunia wal akhirat (selamat dunia dan akhirat)
Islam adalah keselamatan dunia dan
akhirat. Dicontohkan pada zaman kehidupan Rasul bersama para sahabatnya dapat
disebut juga zaman kebersihan jiwa. Dikisahkan dengan seorang wanita Al
Ghomidiah yang telah ber-zina, dan dilaporkannya perbuatan tercela
tersebut kepada Rasulullah saw agar dia dihukum. Tetapi tidak langsung
memberlakukan hukum rajam karena teryata wanita itu dalam keadaan hamil,
Rasulullah memerintahkannya agar pulang dan kembali lagi setelah melahirkan.
Setelah melahirkan wanita itu datang kembali menemui Rasulullah agar segera
dihukum, tetapi wanita tersebut diperintahkan pulang agar menyusui bayinya sampai
cukup besar. Beberapa lama kemudian setelah 2 tahun menyusui bayinya wanita
tersebut datang kepada Rasulullah, barulah Rasulullah memberlakukan hukum rajam
kepada waniti Al Ghomidiah tersebut. Kisah tersebut menunjukan bahwa wanita itu
lebih takut azab Allah yang lebih dasyat daripada siksa dunia. Keselamatan
dunia dan akhirat yang benar adalah menurut
Allah dan Rasul-Nya. Ketika mengajak umat manusia untuk memeluk Islam
berarti mengajak kepada keselamatan dunia dan akhirat.
Jihad adalah suatu keselamatan
karena kalau tidak berjihadyang terjadi adalah kezholiman. Jika kezholiman
berkuasa maka tidak akan menjamin adanya keselamatan dan jihad diwajibkan oleh
Allah karena adanya kezholiman.Surat Al Hajj ayat 39 menjelaskan ” Telah
diizinkan ( berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka
itu “. Abu Bakar r.a. berwasiat “Jika
suatu kaum meninggalkan jihad maka kaum tersebut akan dihinakan”.
Islam menurut lughawi ( definisi )
1.
Dinnul haq ( Agama yang benar )
Kebenaran yang hakiki hanya datang dari Allah, bukan
dari bapak-bapak atau nenek-nenek moyang manusia. Sesuai firman Allah pada
surat Al Maaidah ayat 104, “ Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti
apa yang diturunkan Allah dan Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa
yang kami dapati dari bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan
mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?”
Islam adalah agama yang haq
(benar) maka papun yang bertentangan dengan Islam adalah bathil. Seperti yang
dijelaskan dalam Ai Qur’an Surat Yunus ayat 32 “.... maka tidak ada sesudah
kebenaran itu, melainkan kesesatan. ...”
2.
Dinnullah ( Agama Allah )
Islam disebut Dinnullah
ajaran Islam berasal dari Allah. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Imran
ayat 19: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. ...”
3.
Dinnul Islam
Kehidupan muslim harus
tunduk kepada Islam. Ad din artinya ketundukan, ketundukan atau ketaatan
seorang muslim terhadap Allah dan Rasul-Nya hukumyan adalah mutlak .
Pemahaman Islam sesuai
yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam yang Ya’lu wala yu’la
alaihi ( Islam adalh tinggi dan tiada yang menandinginya ).
Ketinggian umat Islam berbanding lurus dengan ketinggian Islam. Jika umat Islam
berkomitmen terhadap Islam maka menjadi umat yang tinggi dan berwibawa, tetapi
jika umat Islam meninggalkan Islam maka umat itu akan dihinakan.
Pertanyaan :
1.
Pada firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat
208 yang menjelaskan bahwa umat Islam
harus ber-Islam secara kaffah (menyeluruh), bagaimana dengan umat Islam
yang tidak kaffah (hanya
sebagian-sebagian saja)?
2. Adakah kesamaan makna din dengan agama yang berarti tidak kacau?
Jawaban:
1.
Dilihat lebih dahulu apa yang menyebabkan seorang muslim
itu tidak mengamalkan Islam secara menyeluruh?
Kalau karena menolak sebagian jelas itu tidak diperbolehkan. Tetapi
kalau karena keterbatasannya atau kondisi yang membuat demikian .........
Setiap pribadi muslim berkewajiban berupaya untuk semaksimal mungkin
mengamalkan Islam secara menyelurh sesuai dengan potensinya.
2.
Ad din artinya ketundukan tetapi ditengah masyarakat ad din
adalah agama tetapi bukan berarti ad din dapat diartikan tidak
kacau ini diakibatkan karena keterbatasan bahasa Indonesia. Untuk para Ulama
yang menggunakan ad din disamakan dengan agama hal itu hanya
untuk mendekatkan pemahaman terhadap masyarakat.
Pertanyaan :
Islam berbanding lurus dengan umat
Islam. Bagaimana komitmen umat Islam yang cendrung berkurang bahkan hampir
tidak ada?
Jawaban :
Mengetahui relialita
seorang muslim dalam mengamalkan ajaran Islam adalah suatu yang baik untuk
mengetahui ke-Islaman muslim tersebut. Jangan diasumsikan jika umat Islam
terbelakang maka Islam yang disalahkan. Islam bebas dari kesalahan-kesalahan
tersebut.
Komitmen seorang muslim
terhadap Allah akan mendapat balasan dari Allah, sesuai dengan firman Allah
dalam Al Qur’an surat Muhammad ayat 7: “Hai orang-orang beriman, jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu“. Janji Allah harus dibuktikan dengan amal perbuatan.
Fenomena keterbelakangan
umat Islam ini membuktikan bahwa umat Islam masih belum memperjuangkan dinnullah
secara benar atau masih banyak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan,
sebagaimana Khalifah Umar r.a. pernah berkata “Kemaksiatan kami lebih kami
khawatirkan dari musuh-musuh kami”. Islam adalah satu-satunya arternatif dan barang
siapa yang mencari alternatif selain Islam maka ia akan menjumpai kegagalan
dalam segala kehidupan.
Pertanyaan :
1.
Apakah ketinggian
Islam itu hanya pada masa tertentu saja? Contohnya ketika Islam berkembang di
Andalusia Spanyol.
2.
Apakah ciri-ciri dari umat Islam menunjukan
ketinggiannya?
Jawaban :
1.
Selama umat Islam komitmen terhadap Islam pasti akan
mendapati ketinggian Islam dan Islam tetap tinggi kapan dan dimanapun karena
dijaga oleh Allah. Izzatuna (kemuliaan kami) hanya pada Islam,
ketinggian Islam tidak dibatasi oleh waktu. Bangsa manapun yang bersama Islam
maka bangsa itu akan tinggi.
2.
Umat Islam akan menuikmati ketinggian Islam, jika umat
Islam melkukan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah beserta para sahabatnya.
Segala problematika yang kini terjadi solusinya adalah harus kembali kepada
Islam.
Written by Agus
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
Kata hanif berasal dari kata
kerja hanafa, yahnifu dan masdarnya hanifan, artinya adalah
“condong”, atau “cenderung” dan kata bendanya “kecenderungan”. Dalam al-Qur’an,
kata hanif yang
dimaksud adalah “cenderung kepada yang benar”, seperti dijelaskan oleh mufassir
modern, Maulana Muhammad Ali dalam The
Holy Qur’an, yang merujuk kepada kamus al-Qur’an al-Mufradat fi al-gharib karya
al-Raghib al-Isfahani. Secara lengkap pengertian hanif disampaikan oleh Nashir
Ahmad sebagai berikut:
<!–[if !supportLists]–>a. <!–[endif]–>Orang yang
meninggalkan atau menjahui kesalahan dan mengarahkan dirinya kepada petunjuk.
<!–[if !supportLists]–>b. <!–[endif]–>Orang yang secara
terus menerus mengikuti kepercayaan yang benar tanpa keinginan untuk berpaling
dari padanya
<!–[if !supportLists]–>c. <!–[endif]–>Orang yang
cenderung menata perilakunya secara sempurna menurut Islam dan terus menerus
mempertahankannya secara teguh
<!–[if !supportLists]–>d. <!–[endif]–>Seseorang yang
mengikuti agama Ibrahim, dan
<!–[if !supportLists]–>e. <!–[endif]–>Yang percaya
kepada seluruh nabi-nabi.
Baik Muhammad
Ali maupun Nashir Ahmad, keterangan tentang hanif
tersebut, merujuk kepada al-Qur’an, surat al-Baqarah ayat 135:
“Dan
mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani,
niscaya kamu mendapat petunjuk”. Katakanlah : “Tidak, melainkan (Kami
mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan
orang musyrik”.
Dari ayat itu
pula diketahui bahwa lawan dari hanif
adalah syirik (politheis), yakni sebuah paham yang mempersekutukan Allah dengan
lainnya. Islam tidak mengajarkan politheisme (syirik) tetapi sebaliknya yang
ditekankan dalam ajaran Islam adalah monotheisme (tauhid) yaitu menolak segala
pengakuan dan keyakinan mausia atas tuhan-tuhan palsu. Jika pada zaman Jâhiliyyah, tuhan-tuhan
palsu itu dimanifestasikan dalam wujud berhala-berhala, maka pada zaman modern
ini, tuhan-tuhan palsu terwujud dalam banyak aspek dan bidang yang lebih luas
dan komplek dari sekadar berhala-berhala sesembahan. Tuhan-tuhan itu lebih
berbentuk kedhaliman dan penindasan, atau kesenangan dunia yang ketika
meraihnya harus merampas hak-hak orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar